Sukses

Tak Laku di Pasar Domestik, Sumbawa Lepas 12 Ribu Ton Jagung ke Filipina

Sejumlah produk pertanian kini tengah mengalami puncak panen raya, termasuk jagung.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah produk pertanian kini tengah mengalami puncak panen raya, termasuk jagung. Namun penyerapan pasar domestik surut lantaran negara sedang menghadapi wabah virus corona (Covid-19).

Menyikapi situasi ini, Sumbawa sebagai salah satu penghasil jagung terbesar memilih untuk mengekspor produk tersebut ke Filipina. Pengiriman dilakukan pada dua tahap pada bulan ini, yakni pertama sebesar 6 ribu ton dan sudah dilakukan, sementara pada fase berikutnya sebanyak 6,6 ribu ton.

Kepala Karantona Pertanian Sumbawa IB Putu Raka Ariana menyampaikan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong kinerja ekspor di wilayah kerjanya.

Berbagai dukungan juga turut diberikan, diantaranya dengan menerapkan sistem in line inspection, yakni kerjasama Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan dinas pertanian setempat dalam mengawal kualitas produksi jagung dari mulai produksi atau penanaman hingga pasca panen.

"Kami juga melakukan pelayanan jemput bola dalam pelayanan karantina yaitu pemeriksaan yang dilakukan langsung digudang pemilik, juga melakukan pengawasan serta pemenuhan persyaratan lain sesuai kebutuhan negara tujuan ekspor seperti fumigasi dan pemeriksaan laboratorium," tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (15/5/2020).

2 dari 2 halaman

Eksportir

Sementara itu, perwakilan eksportir dari PT Seger Agro Nusantara Ferry Setyawan Sutrisno menjelaskan, sebagai perusahaan pengepul jagung biji dari Sumbawa pihaknya memiliki kapasitas gudang sebesar 10 ribu ton, sehingga setiap harinya harus menampung 1.000 ton jagung dari petani.

Sementara itu, saat ini pasar penjualan industri pakan ternak di pulau Jawa sudah mengurangi pembelian lantaran persediaan jagung bahan baku maupun pakan jadi masih dalam jumlah yang mencukupi.

"Jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, apalagi di tengah kondisi panen raya seperti sekarang ini, kami menghawatirkan gudang kamo tidak dapat membeli dan menampung hasil panen dari petani," ujar dia.

Video Terkini