Liputan6.com, Jakarta McLaren sedang mempertimbangkan untuk menggadaikan koleksi mobil bersejarah dan pabriknya. Langkah ini demi mengumpulkan uang agar bisa melalui krisis yang terjadi akibat Virus Corona.
Pemilik tim dan pembuat mobil supercar Formula Satu telah melihat penjualan dan pendapatan iklan F1 terpukul, imbas dari langkah negara-negara di dunia melakukan lockdown.
Mobil-mobil yang dipamerkan di HQ McLaren Surrey termasuk pemenang F1 dari tahun 1980-an dan 90-an dan pesaing Le Mans.
Advertisement
Meski tidak mengungkapkan rinciannya, namun McLaren mengakui sedang menjajaki opsi pendanaan.
"Seperti banyak bisnis Inggris lainnya McLaren telah sangat dipengaruhi oleh pandemi saat ini dan karena itu kami sedang menjajaki berbagai pilihan pendanaan yang berbeda untuk membantu menavigasi gangguan bisnis jangka pendek ini," jelas Juru Bicara McLaren, seperti mengutip BBC, Sabtu (16/5/2020).
Opsi yang memungkinkan diambil perusahaan supercar ini, adalah meningkatkan pinjaman hingga hingga £ 300 juta dengan menjaminkan pabrik produksi McLaren yang berteknologi tinggi dan koleksi mobil balap, termasuk yang dipakai Ayrton Senna yang legendaris.
Pinjaman akan dilunasi setelah penjualan mobil meningkat dan balapan musim F1 kembali normal dari penangguhan saat ini.
Â
Kinerja
McLaren Group terdiri dari tiga divisi, tim balap F1, operasi supercar, dan riset teknologi. Pendapatan perusahaan pada tahun lalu naik 18 persen menjadi £ 1,4 miliar. Lebih dari 90 persen supercar McLaren diekspor.
Selain HQ di Woking, McLaren memiliki pusat bahan komposit di Sheffield.
Perusahaan, yang mempekerjakan 4.000 orang, menggunakan skema cuti pekerjaan pemerintah. Pemegang saham McLaren termasuk pengusaha dan orang terkaya di Bahrain, Mansour Ojjeh.
Â
Advertisement