Sukses

Ini Kisah Lizawati, Tulang Punggung Keluarga Hingga Jadi Penyalur Bantuan CSR BRI Peduli

Tak pernah terpikir oleh Lizawati sebelumnya menjadi satu-satunya tumpuan keluarga sejak suami tercintanya, Yul Afni diserang stroke 6 tahun silam.

Liputan6.com, Jakarta Tak pernah terpikir oleh Lizawati sebelumnya menjadi satu-satunya tumpuan keluarga sejak suami tercintanya, Yul Afni diserang stroke 6 tahun silam. Sang suami yang sebelumnya bekerja sebagai salah satu pekerja pabrik di Perawang, Riau tersebut harus terkulai lemas di rumah semenjak divonis stroke oleh dokter pada tahun 2014. Lizawati tak kehabisan akal, untuk menopang kebutuhan keuangan keluarganya ia membuka warung kecil agar dapurnya tetap ngebul dan anak – anaknya tetap sekolah. 

Usahanya yang terus berkembang, membuat wanita yang kerap disapa Uni Liza ini semakin bersemangat untuk berdagang terlebih dengan kebutuhan keluarga yang semakin mendesak. Hingga pada tahun 2016, Liza memperoleh informasi bahwa BRI memiliki program bagi pedagang kecil untuk menjadi Agen BRILink. “Uni melihat info di TV, kalo BRI ada program Agen BRILink, jadi Uni coba beranikan diri untuk mendaftar diri, prosesnya sampai Uni jadi Agen cuma sebulan,” cerita Liza

Butuh waktu enam bulan baginya hingga masyarakat mengenal usahanya sebagai Agen BRILink dengan nama Toko Raulgio  tersebut. Setelah dikenal oleh masyarakat sekitar, transaksi keuangan melalui Agen BRILink miliknya kian hari kian melesat. Pada Maret 2020 lalu, Liza berhasil membuku volume transaksi senilai Rp 1,9 Miliar untuk 908 transaksi selama 30 hari. 

Masyarakat yang bertransaksi pun beragam, dari pedagang pasar, penangkap ikan, pekerja pabrik, dan masyarat umum.  Terdapat sejumlah pasar di sekitar warung tempat Liza berjualan, yakni Pasar Minggu yang buka sekali sepekan, Pasar Kilo Satu dan Pasar Kilo Empat yang buka setiap hari. 

“Uni banyak melayani pedagang pasar di sini dek, Agen Ayam, Agen Beras, Agen Telur, pekerja pabrik. Kalo Agen Ayam biasanya sehari transaksi di Uni sekitar Rp 25 – 30 juta sehari. Kalo Agen Beras kadang Rp 30 sampai Rp 40 juta sehari. Mereka kan takut bawa uang tunai, jadi setor lewat Uni,“ katanya singkat. 

Liza memungut fee berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan, untuk setor tunai dengan nominal Rp 1 – 3 juta ia mengenakan biaya admin sebesar Rp 8 ribu. Sementara, transaksi Rp 6 – 9 juta sebesar Rp 20 ribu dan transaksi hingga Rp 30 juta berkisar Rp 55 ribu. 

Setiap bulan tak kurang dari 5 juta rupiah berhasil dikantongi Liza dari usahanya sebagai agen BRILink BRI. Ia membuka warungnya dari pukul 07.30 pagi hingga pukul 23.00 malam. Dia beralasan, bahwa banyak pedagang pasar yang transaksinya di malam hari menjelang buka pasar pada pukul 02.00 dini hari. 

Dukungan BRI memang sangat terasa bagi masyarakat kecil seperti Liza terlebih di tengah bencana yang semakin mempersempit ruang gerak ekonomi domestik dan global. Berbagai kemudahan dan kelonggaran ditawarkan oleh BRI melalui Agen BRILink. Masyarakat tak perlu repot menjangkau kantor operasional Bank, cukup dengan mengunjungi Agen BRILink, masyarakat sudah dapat bertransaksi, seperti transfer, tarik tunai, setor tunai, pembelian token listrik, pulsa, hingga pembayaran BPJS Kesehatan. 

Kemudahan inilah yang membuat Liza terus berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat di sekitarnya. Beberapa waktu lalu, Liza mendapatkan kesempatan untuk menjadi penyalur bantuan CSR BRI bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 di daerah Perawang. 

Liza mendapat kesempatan menyalurkan 40 paket bantuan sembako bagi warga masyarakat yang membutuhkan. Bantuan tersebut merupakan salah satu program BRI Peduli Tanggap Darurat Pencegahan Covid-19 yang menyalurkan 50.000 paket sembako melalui Agen BRILink di seluruh Indonesia. 

“Uni tahu kehidupannya warga di sini semakin sulit semenjak Covid-19. Ada rasa kasihan, Uni bersyukur sekali ada BRI yang beri bantuan lewat Uni. Di sekitar sini banyak penjaring ikan di sungai Siak yang sudah ga kerja semenjak Covid-19 ini. Alhamdulillah BRI bisa bantu orang-orang di sekitar Uni,“ tuturnya 

Sejumlah langkah memang telah BRI lakukan untuk menekan dampak Coid-19 yang melanda Indonesia sejak 2 bulan terakhir. Pada kesempatan lain, BRI juga telah menyalurkan 2.000 unit Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis yang berada di garis depan penanganan wabah Covid-19 dan membagikan 5.000 botol hand sanitizer kepada warga masyarakat di sejumlah wilayah di Jabodetabek. Selain itu, BRI juga melaksanakan sosialisasi dan pembinaan bagi masyarakat di zona merah mengenai bahaya dan penanganan Covid-19. BRI juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa propinsi yang terdampak, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya. 

Program CSR BRI Peduli juga fokus terhadap pelaku UMKM yaitu dengan menyalurkan bantuan 1 juta masker kepada para pedagang melalui 5.382 kantor unit BRI di seluruh Indonesia. Kegiatan ini langkah nyata BRI terlibat langsung dalam “perang” melawan Covid -19.

 

(*)