Sukses

Corona Bikin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2020 Melempem

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tumbuh sebesar 2,97 persen akibat pandemi covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I tumbuh sebesar 2,97 persen akibat pandemi covid-19 yang menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi.

Dari sisi konsumsi, tumbuh sebesar 2,7 persen, turun drastis dibandingkan tahun lalu pada kuartal yang sama yakni mencapai 5,3 persen.

"Investasi hanya tumbuh 1,7 persen yaitu yang tahun lalu pada kuartal I tumbuh diatas 5 persen. Sehingga kalau kita lihat pangsa dari dua hal ini, yang lebih dari 90 persen kontribusinya terhadap ekonomi kita, maka kemudian keduanya akan menekan pertumbuhan ekonomi dari segi permintaan," ujar Menkeu, Senin (18/5/2020).

Sementara untuk ekspor tumbuh sebesar 0,2 persen, relatif lebih baik dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu yang tumbuh ngatif 1,6 persen.

Demikian pula untuk impor, meski tumbuh negatif, namun pertumbuhan kuartal I tahun ini lebih baik yakni -2,2 persen, dibandingkan tahun lalu yang juga tumbuh negatif 7,5 persen.

"Untuk ekspor dan impor memang sejak tahun lalu pertumbuhan perdagangan internasional adalah yang paling lemah. Sehingga memang kondisi saat ini relatif dalam posisi yang rendah," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Rincian Sektor

Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan rincian dari sisi dunia usaha atau supply yang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni untuk manufaktur yang tumbuh 2,1 persen, dibandingkan tahun lalu 3,9 persen. Perdagangan tumbuh 1,6 persen, anjlok dari pertumbuhan tahun lalu 5,2 persen.

Kemudian transportasi 1,43 persen dengan 5,5 persen pada tahun lalu. akomodasi dan mamin tumbuh 2,0 persen, yang juga turun dari 5,9 persen.

Pertanian tumbuh 0,0 persen, dengan pertumbuhan tahun lalu sebesar 1,8 persen. Pertambangan tumbuh 0,4 persen, dibandungkan tahun lalu 2,3 persen.

Serta konstruksi yang tumbuh 2,9 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu mencapai 5,9 persen.

"Secara keseluruhan mempengaruhi keseluruhan outlook pertumbuhan ekonomi kita tahun ini dan juga mempengaruhi angka kemiskinan dan pengannguran," tandasnya.