Sukses

Sistem Politik Jadi Alasan BUMN Indonesia Tak Bisa Kalahkan Temsek

Pengaturan BUMN dengan sistem otoriter akan lebih mudah. Sebab negara memiliki kedudukan paling tinggi dan pengambil kebijakan mayoritas.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan membeberkan penyebab BUMN Indonesia belum ada yang bisa menyaingi BUMN asal Singapura, Temasek. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena Indonesia dan Singapura memiliki tatanan sistem politik yang jauh berbeda dalam mengelola BUMN.

"Dengan Temasek saya kira berbeda mereka kan otoriter. Memang tidak bisa seperti Temasek karena kita negara demokrasi tetapi bukan berarti tidak ada jalan," ujar Dahlan dalam Video Conference di Jakarta, Senin (18/5/2020).

Pengaturan BUMN dengan sistem otoriter akan lebih mudah. Sebab negara memiliki kedudukan paling tinggi dan pengambil kebijakan mayoritas dalam setiap perkembangan BUMN.

"Mungkin memang tidak bisa seperti Temasek bahwa baik nggak demokrasi otoriter? Waktu itu banyak kesimpulan sebenarnya tipe masyarakat Asia ini kita butuh negara yang otoriter baik hati. Masalahnya apakah gampang kita dapat otoriter yang baik hati. Apakah ada jaminan kita dapat penguasa otoriter yang baik hati? Kalau ada rasanya itu lebih baik daripada demokrasi," jelasnya.

Meski demikian, Indonesia dinilai tetap bisa bersaing dengan Temasek asal ada pengaturan yang jelas terhadap BUMN terutama untuk 4 bidang yaitu ketahanan persenjataan, ketahanan pangan, ketahanan energi dan moneter.

"Sehingga praktis sebetulnya seluruh BUMN harus introspeksi saya masuk nggak diantara 4 ini kalau tidak masuk dalam 4 ini maka harus resmi bisnis dan laba. Kalau tidak menurut saya lepas saja ngapain diurus. Waktu saya jadi menteri ngomong gitu kita kelompokkan ini. Perusahaan saya masuk nggak diantara 4 itu kalau tidak harus berpikir ulang harus diapakan," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Dahlan Iskan Akui Gagal Jadi Menteri BUMN

Sebelumnya, Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan merasa gagal menjadi menteri gara-gara kinerja BUMN Pangan yang dinilai kurang berkontribusi bagi negara. Menurutnya, negara sebesar Indonesia justru kuat di bidang pertahanan namun kalah di bidang pangan.

"Sebetulnya, saya merasa gagal ketika menjadi menteri adalah ketika mendorong agar BUMN mempunyai perusahaan di bidang pangan yang se raksasa-raksasanya. Karena BUMN milik negara, sedangkan pangan adalah ketahanan negara," ujar Dahkan Iskan dalam Video Conference, Jakarta, Senin (18/9/2020).

Dia mengatakan, seharusnya BUMN Pangan memperkuat posisinya untuk sebesar-besarnya berkontribusi menjamin kesejahteraan masyarakat. BUMN Pangan tidak boleh lebih kecil jika dibandingkan dengan BUMN lain di sektor yang berbeda.

"Seharusnya jangan sampai BUMN di bidang pangan lebih kecil dibanding BUMN yang di bidang bisnis pada umumnya yang semua orang sudah bisa melakukan. Ini betul-betul terbalik. Tetapi saya merasa gagal di sini bahkan saya hampir saja menjadi korban di situ," papar Dahkan Iskan.

Dahlan melanjutkan, BUMN Pangan harus tetap melayani rakyat sebagai suatu badan usaha pertahanan negara. Bahkan, dia bergurau, BUMN Pangan tidak boleh kalah dengan Bakso Blok S karena kecil dan jelek,

"Tetapi saya kira ini ide harus tetap hidup bahwa, agak memalukan menurut pendapat saya, kalau BUMN kuat di bidang yang tidak terlalu terkait di bidang ketahanan negara, tetapi sangat lemah dalam bidang yang justru secara langsung terkait dengan kepentingan publik," jelasnya.

"Misalnya waktu itu saya prihatin bahwa BUMN di bidang pangan kalah dengan bakso blok S. Saking kecilnya dan saking jeleknya," tandasnya.