Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Sei Alalak sepanjang 850 meter di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jembatan tersebut akan menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.
Jembatan ini menjadi jalur utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Penyelesaian Jembatan Sei Alalak juga diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi virus Corona (Covid-19).
Advertisement
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, konektivitas antar wilayah diperlukan agar pergerakan orang, barang dan logistik lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Di samping itu, dengan konektivitas yang semakin baik diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
"Semakin terhubungnya Lintas Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit, karet dan pertambangan. Jadi akan mempercepat transportasi logistik," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (19/5/2020).
Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton.
Protokol Kesehatan
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin Budi Harimawan Semihardjo menyatakan, proses pembangunan Jembatan Sei Alalak saat ini dilaksanakan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan.
Menurutnya, sekarang ini telah masuk ke dalam kondisi the new normal, dimana pekerja kontruksi harus bisa bertaham melewati pandemi ini dengan baik dan dapat mengantisipasinya dalam pelaksanaan pekerjaan.
Untuk itu, Budi menyampaikan, pihaknya berupaya menyelesaikan proyek yang dapat menjadi ikon baru Kalimantan Selatan tersebut agar dapat rampung sesuai target pada Maret 2021 mendatang.
"Sesuai Instruksi Menteri PUPR Nomor: 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Covid–19 Dalam Pelenggaraan Jasa Konstruksi, BBPJN XI Banjarmasin mengambil langkah cepat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Covid–19 dengan tujuan agar penyebaran pandemi ini dapat dicegah masuk ke dalam lingkungan proyek serta membuat prosedur untuk dipedomani dan ditaati oleh semua pihak dalam lingkungan proyek," bebernya.
Advertisement
Bentang Utama
Dikatakan Budi, saat ini progres konstruksinya telah mencapai 65,74 persen dengan memasuki tahap pekerjaan bentang utama yakni struktur pylon, counterweight, dan box traffic. "Kendala pelaksanaan pekerjaan akibat pandemi ini adalah dari segi ketersediaan tenaga kerja terampil dan mobilisasi peralatan," ungkapnya.
Pekerjaan Jembatan Sei Alalak sendiri mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278,4 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, KSO dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).
Jembatan tersebut didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton. Selain itu juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layan hingga 100 tahun.
Selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayu Tangi 2, serta seiring dengan diselesaikannya pembangunan jembatan tersebut, direncanakan juga akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1. Ke depan, diharapkan Jembatan Sei Alalak akan menjadi ikon baru Kota Banjarmasin.