Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada hari Selasa di tengah ketidakpastian tentang bagaimana ekonomi akan bangkit dari perlambatan yang dalam. Meskipun optimisme tentang vaksin untuk coronavirus membatasi kenaikan emas batangan.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (20/5/2020), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1,741.68 per ounce. Emas berjangka AS naik 0,7 persen menjadi USD 1.747.
“Dari semua sentimen ini harga emas masih di kisaran seperti saat ini. Kecuali jika kita memiliki lebih banyak optimisme tentang vaksin, kita akan mulai melihat momentum optimisme ekonomi yang baru,” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Advertisement
"Masih ada kekhawatiran tentang wabah corona ini di seluruh dunia. Setiap berita tentang kemunduran bisnis dalam perekonomian pada akhirnya akan membawa emas lebih tinggi," tambanya.
Langkah-langkah stimulus global besar-besaran untuk membatasi kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh lockdown dan penangguhan bisnis untuk membatasi penyebaran virus corona telah mendukung emas, karena itu secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Senator A.S. diharapkan bertemu Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang tindakan yang masih diperlukan untuk menjaga ekonomi terbesar di dunia bertahan dari virus. Salah langkah yang sudah dilakukan sejauh ini denhan menggalang bantuan sekitar USD 3 triliun.
Di Eropa, Prancis dan Jerman mengusulkan dana pemulihan 500 miliar euro (USD 543 miliar). Membawa permintaan untuk tempat berlindung yang aman, seperti emas.
Harga Emas Masih Naik
Sementara itu, adalah kekhawatiran akan memburuknya hubungan China-AS. Saham AS bergerak lebih rendah karena investor membukukan keuntungan dari Senin setelah pembuat obat Moderna mengatakan vaksin COVID-19 eksperimentalnya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba pendahuluan.
"Saat ini, pasar sedikit ambil untung pada setelah rally besar di pasar saham kemarin, tetapi permintaan yang mendasarinya belum hilang," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
"Kami melihat prospek ekonomi yang lebih lemah, langkah-langkah bank sentral besar-besaran, dan ketegangan di sisi geopolitik, yang seharusnya menjaga harga emas tetap tinggi," pungkas dia.
Advertisement