Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada Selasa di tengah tanda-tanda bahwa produsen memangkas produksi seperti yang dijanjikan dan pada tanda-tanda meningkatnya permintaan. Hal ini lantaran lebih banyak negara keluar dari lockdown yang diberlakukan untuk melawan pandemi virus corona.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (20/5/2020), kontrak bulan depan untuk minyak mentah West Texas Intermediate, yang akan berakhir pada Selasa, naik 68 sen, atau 2,14 persen, menjadi USD 32,50 per barel.
Kontrak Juli, yang diperdagangkan pada volume yang jauh lebih tinggi, diperdagangkan sedikit lebih tinggi pada USD 31,89 per barel. Benchmark internasional, minyak mentah Brent turun 16 sen, atau 0,46 persen, menjadi USD 34,65 per barel.
Advertisement
"Pasar melihat kedua kekuatan, yaitu pemangkasan yang dijanjikan OPEC + terwujud dan penghentian produksi non-anggota lainnya juga sangat membantu membatasi kelebihan pasokan," kata Paola Rodriguez Masiu, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.
"Sementara itu, langkah-langkah lockdown dihapus secara global dan ekonomi membutuhkan bahan bakar untuk memulai kembali," tambahnya.
Tetapi pemulihan permintaan global diperkirakan akan lambat karena beberapa pembatasan masih ada dan ada risiko signifikan dari wabah dan peluang lockdown kembali.
Konsultan Grup Eurasia mendesak kehati-hatian untuk konsumsi minyak yang lebih tinggi, dengan mengatakan "resesi global, konsumen yang berhati-hati, dan puncak yang berpotensi lebih buruk dari wabah virus corona di pasar negara berkembang seperti Amerika Latin, Afrika, dan Asia Selatan," katanya.
Â
Sentimen Lain
Namun di tengah tanda-tanda meningkatnya permintaan minyak mentah dan bahan bakar, ada sedikit tanda pengulangan penurunan bersejarah di bawah nol yang terlihat sebulan lalu pada malam berakhirnya kontrak Mei.
Pasar didorong sebelumnya oleh tanda-tanda bahwa pemotongan output yang disetujui oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan lainnya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, sedang dilaksanakan.
OPEC + memotong ekspor minyaknya secara tajam pada paruh pertama Mei. Perusahaan-perusahaan yang melacak pengiriman mengatakan, menunjukkan awal yang kuat dalam mematuhi pakta terbaru mereka untuk membatasi produksi.
Produksi AS juga turun, dengan produksi minyak mentah utama diperkirakan turun menjadi 7,822 juta barel per hari pada Juni, terendah sejak Agustus 2018, menurut Administrasi Informasi Energi AS.
Pemulihan permintaan bahan bakar di India juga mengumpulkan momentum pada paruh pertama Mei.
Advertisement