Sukses

PEM Akamigas Serahkan Alat Deteksi Suhu Tubuh Otomatis untuk Kabupaten Blora

PEM Akamigas melalui program unit pengabdian masyarakat memberikan bantuan kepada Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora.

Liputan6.com, Jakarta Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas melalui program unit pengabdian masyarakat memberikan bantuan alat deteksi temperatur tubuh otomatis kepada Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora. Alat deteksi temperatur tubuh otomatis ini merupakan penemuan dari PEM Akamigas.

Simbolis bantuan diserahkan oleh Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) PEM Akamigas, Pusparatu kepada Bupati Blora, Djoko Nugroho yang sekaligus adalah Ketua Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora. Untuk tahap awal baru 2 unit alat yang disalurkan, nantinya akan menyusul sebanyak 25 unit alat deteksi temperatur tubuh otomatis.

“Terima kasih PEM Akamigas telah memberi bantuan istimewa alat deteksi temperatur tubuh otomatis dari hasil penemuan Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas,” ungkap Bupati Blora, Djoko Nugroho di media Center Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Senin (18/5).

"Bantuan yang diberikan melalui (GTPP) atau secara langsung kepada masyarakat ini sangat membantu,” ujar Bupati Blora, Djoko Nugroho.

Asepta Surya Wardhana sebagai pembuat Alat Deteksi Temperatur Tubuh Otomatis berharap hasil karyanya dapat mengurangi penyebaran Covid-19.

“Penggunaan Alat Deteksi Temperatur Tubuh Otomatis ini adalah sebagai pencegahan kontak langsung dengan user saat pemeriksaan temperatur sehingga mengurangi terjadinya paparan Covid-19,” ungkap Asepta Surya Wardhana.

2 dari 2 halaman

Klaster Baru Covid-19 Blora

Bupati Djoko yang didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan bahwa hingga hari ini jumlah kasus positif Covid-19 masih tetap 14 dengan rincian 3 meninggal dan 11 masih menjalani perawatan.

“Kita berharap segera ada yang sembuh. Justru yang harus diwaspadai adalah jumlah rapid-test reaktif yang jumlahnya mencapai 80 orang. Apalagi saat ini ada klaster baru, yakni kluster Pasar Beras Cepu. Klaster Temboro dan Kunden telah ditracking, namun klaster Pasar Beras Cepu ini yang perlu diwaspadai karena banyak pedagangnya dari Bojonegoro dan sudah ada 2 pedagang yang reaktif (positif) rapid-testnya,” ujar Bupati. 

“Adapun PDP masih ada 13 yang diawasi, ODP ada 44 orang, dan OTG ada 184 orang. Tidak jauh beda dengan kondisi kemarin,” pungkas Bupati Blora.