Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat pada penutupan perdagangan Rabu di tengah tanda-tanda membaiknya permintaan dan juga penurunan persediaan minyak mentah di AS. Namun, kekhawatiran pelemahan ekonomi akibat virus Corona masih membatasi kenaikan harga minyak.
Mengutip CNBC, Kamis (21/5/2020), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik USD 1,53, atau 4,79 persen menjadi USD 33,49 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,10 atau 3,2 persen menjadi USD 35,75 per barel.
Data dari U.S. Energy Information Administration menunjukkan bahwa untuk pekan yang berakhir 15 Mei persediaan turun 5 juta barel. Hal ini bertolak belakang dengan prediksi analis yang memperkirakan akan ada kenaikan persediaan 1,8 juta barel.
Advertisement
"Fundamental di pasar membaik, berkat pemangkasan pasokan dan pemulihan permintaan," kata ING dalam sebuah catatan.
Pelonggaran lockdown di seluruh dunia meningkatkan permintaan bahan bakar sehingga harga minyak naik. Sementara data pengiriman awal menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap pengurangan produksi minyak dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ telah kuat sejauh ini.
Kekhawatiran
Namun, kenaikan harga minyak tertahan akan kekhawatiran investor terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi akibat virus Corona. Terutama di AS yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.
Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan pada hari Selasa bahwa PHK yang terjadi si beberapa negara bagian akan memperlambat pemulihan ekonomi AS.
Advertisement