Sukses

BUMN Pupuk dan Pangan Jadi Motor Pemulihan Ekonomi Pasca Corona

Indonesia tengah berjuang untuk keluar dari pandemi Virus Corona (Covid-19)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah berjuang untuk keluar dari pandemi Virus Corona (Covid-19). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dari mulai memberikan stimulus hingga memastikan pasokan bahan pangan.

Pengamat Ekonomi dan Agribisnis Tungkot Sipayung mengatakan, akibat pandemi ini, berbagai sektor ekonomi turut terpuruk. Untuk itu, demi memastikan ekonomi Indonesia tetap tejaga dan pemulihan pasca pandemi cepat dilakukan, maka peran pemerintah sangatlah penting.

Dia menyoroti peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan ditengah pandemi ini.

"Jika pangan terganggu, dengan cepat menular ke masalah sosial, ekonomi, keaamanan dan politik. Dalam sejarah dunia, banyak rezim pemerintahan terpaksa berakhir karena dipicu krisis pangan," kata dia dalam sebuah tulisannya, Senin (25/5/2020).

Dia mencontohkan, Amerika Serikat, Uni Eropa, Cina dan India, kehadiran negara dalam membangun ketahanan pangan sangat intensif dan all at cost. Keempat negara besar tersebut adalah negara yang memberi subsidi besar besaran untuk menjamin ketahanan pangan.

Untuk itu, dalam menjaga ketahanan pangan ini, sinergi antara BUMN pupuk dan pangan menjadi salah satu kunci. Sebut saja Petrokimia Gresik, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Kaltim, Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Iskandar Muda, yang kini tergabung dalam holding Pupuk Indonesia. Keberhasilan Indonesia berubah dari importir beras terbesar dunia awal Orde Baru menjadi swasembada beras tahun 1984, dikatakannya, ikut dimotori pabrik pupuk Bumn tersebut.

"Peran penting BUMN Pupuk dalam membangun ketahanan pangan nasional memang sangat vital. Pertama, sebagai perancang dan produsen teknologi pupuk (embodied technology) untuk peningkatan produksi bahan pangan. Tanpa teknologi pupuk, produksi pangan todak akan tercapai," tambahnya.

 

2 dari 2 halaman

Sinergi Antar BUMN

 

Kedua, lanjut dia, mengantar teknologi pupuk sampai ketingkat petani di seluruh pelosok. Petani pangan di Indonesia pada kenyataannya bukan disekitar perkotaan yang mudah dijangkau kenderaan. Petani pangan Indonesia berada di pelosok, di pinggiran, di pegunungan yang tidak dapat dijangkau mekanisme pasar yang ada.

Dan Ketiga, memastikan teknologi pupuk 6-tepat. Untuk itu, baginya, tidak boleh terjadi lockdown, karena peran ini tidak mungkin dapat diselesaikan oleh mekanisme pasar.

Pada masa pandemi covid-19 ini peran BUMN pupuk tersebut dirasa terlihat nyata. Tersedianya bahan pangan yang cukup dan dengan harga yang terjangkau sejak bulan Februari sampai akhir Mei ini dimungkinkan karena penyediaan pupuk khususnya sejak akhir tahun 2019.

"Tanpa terjaminnya pupuk secara 6-tepat ditingkat petani sejak musim tanam dan pemeliharaan pada akhir tahun 2019, mustahil masa panen bulan Februari- Mei 2020 produksi tercapai," kata dia.

Tungkot menjelaskan, selama masa pandemik covid1-9, sinergitas pangan dan pupuk telah terbukti mampu menjamin ketahanan pangan nasional.

"Maka pasca pandemik covid-19, BUMN pupuk dan sektor pangan selain pastikan ketahanan pangan, juga dapat menjadi bagian lokomotif pemulihan ekonomi nasional," pungkas dia.

Video Terkini