Sukses

Ekonom Kritik Rencana Pembukaan Mal dan Lokasi Wisata di Tengah Corona

Rencana pemerintah untuk mengizinkan kembali beroperasinya mal dan tempat pariwisata di tengah pandemi virus corona (Covid-19) menuai kritik.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, mengkritik rencana pemerintah untuk mengizinkan kembali beroperasinya mal dan tempat pariwisata di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Langkah ini dikhawatirkan dapat menambah jumlah pasien covid-19 di Tanah Air.

"New normal harus hati-hati dan belum saatnya. Karena kasus covid-19 belum menurun, ini berbahaya," katanya saat menggelar video conference di akun instagram Indef, Jumat (29/5/2020).

Menurutnya pembukaan mal dan tempat pariwisata akan memicu kerumunan orang dan bertentangan dengan prinsip aturan PSBB. Selain itu, kerumunan juga berisiko mengabaikan unsur physical distancing yang tertuang dalam protokol kesehatan.

Apalagi, masyarakat sampai saat ini belum kooperatif dalam mengikuti aturan pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas selama pandemi berlangsung.

Hal ini berkaca pada insiden penumpukan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terjadi pada 14 Mei 2020 lalu.

"Dimana saat itu antrean calon penumpang pesawat sama sekali tidak menerapkan physical distancing. Padahal bandara bagian dari tempat keramaian orang," lanjutnya.

 

2 dari 2 halaman

Monitoring Belum Maksimal

Aviliani menambahkan, proses monitoring yang dilakukan stakeholder terkait penanganan pandemi corona pun masih belum maksimal.

Sebagai contoh saat ibukota menerapkan PSBB, diketahui setiap harinya masih ditemukan pelanggaran oleh masyarakat.

Namun, jika pemerintah bersikukuh untuk merestui kembali beroperasinya mal dan tempat pariwisata dalam waktu dekat. Ia berharap pemerintah lebih serius untuk melakukan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan di seluruh aktivitas masyarakat, khususnya di tempat keramaian.

"Kalau tidak dilakukan justru akan sia-sia. Bahkan bisa memperparah pandemi ini," tandasnya.Â