Liputan6.com, Jakarta Singapura berencana menjalankan kembali sebagian besar kegiatan ekonominya pada Juni ini. Negara ini memberlakukan pembatasan sejak awal April untuk mencegah penyebaran Virus Corona sementara waktu, dengan menutup sekolah dan menerapkan kerja dari rumah.
Rencananya, Singapura akan mengatur langkah-langkah pelonggaran dalam tiga fase, mulai Selasa ini. “Pada fase satu, kita akan membuat 80 persen ekonomi semua kembali ke jalurnya. Kemudian sektor terakhir yang tersisa adalah ritel dan F&B (makanan dan minuman), yang kami harap akan dibuka kembali pada akhir Juni," kata Menteri Perdagangan Chan Chun Sing, seperti melansir laman CNBC, Selasa (2/6/2020).
Baca Juga
Singapura merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus Virus Corona terbanyak di Asia, dengan lebih dari 34.800 orang terinfeksi sejauh ini, menurut data Johns Hopkins University.
Advertisement
Sebagian besar kasus dikaitkan dengan kluster infeksi asrama yang menampung pekerja asing yang melakukan pekerjaan konstruksi.
Dilaporkan, beberapa orang akan diizinkan untuk kembali bekerja pada fase pertama. Meskipun pebisnis masih didorong untuk tetap mempekerjakan pekerjanya dari rumah bila memungkinkan. Sekolah juga akan dibuka kembali, meskipun siswa akan tetap belajar dari rumah beberapa hari.
Chan mengatakan jika pemerintah telah bekerja dengan perusahaan dan pekerja untuk menerapkan langkah-langkah yang diperlukan di lingkungan kerja, transportasi dan pengaturan jarak sosial.
Â
Fase Kedua
Singapura akan memantau dampak pembukaan aktivitas pada fase pertama. Jika tingkat infeksi di masyarakat tetap rendah selama minggu-minggu berikutnya, maka fase kedua akan kembali dijalankan.
Chan mengaku penularan virus di masyarakat dalam kondisi stabil dalam beberapa pekan terakhir. Namun, akan membutuhkan waktu lebih lama bagi Singapura untuk membersihkan asrama pekerja dan mengidentifikasi semua kasus, termasuk yang tanpa gejala.
Singapura merupakan salah satu negara paling awal di luar China yang melaporkan kasus infeksi. Chan mengatakan, negaranya harus melampaui standar ukuran dan kebersihan di asrama-asrama pekerja migran, di mana pemerintah terus mengevaluasi situasi yang ada.
"Lingkungan kerja, pencampuran kegiatan sosial di luar jam kerja juga perlu diperhatikan untuk memastikan kembali masyarakat bisa bekerja dengan aman," tambah dia.
Advertisement