Liputan6.com, Jakarta Bank of America berjanji menyumbangkan USD 1 miliar (Rp 14,8 triliun) selama empat tahun ke depan pada program komunitas dan usaha kecil guna membantu mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan ketimpangan rasial yang telah diperburuk wabah Covid-19.
CEO Bank of America Brian Moynihan mengatakan, kesenjangan ekonomi dan sosial kian diperburuk pandemi dan keberadaan protes nasional yang dipicu kematian George Floyd dalam tahanan polisi. Kondisi ini yang dinilai menciptakan urgensi yang mendasari kucuran sumbangan besar tersebut.
""Kita semua harus berbuat lebih banyak," jelas dia seperti melansir laman CNN, Rabu (3/6/2020).
Advertisement
Donasi miliaran dolar itu merupakan perluasan dari beberapa ratus juta dolar sumbangan Bank of America untuk organisasi nirlaba dan kucuran pinjaman kepada usaha kecil yang dimiliki minoritas.
Bank of America mengatakan uang itu akan dipakai untuk memperbanyak layanan kesehatan, seperti klinik vaksinasi, di komunitas kulit berwarna, mendukung bisnis kecil, dan terkait perekrutan karyawan bank baru di komunitas yang kurang beruntung secara ekonomi.
Donasi Bank of America, yang berjumlah USD 250 juta per tahun selama empat tahun berikutnya, adalah sebagian kecil dari USD 27,4 miliar yang digelontorkan pada tahun 2019.
Sejarah Buruk
Meski demikian, bank ini sejatinya pernah memiliki sejarah terkait masalah dengan kaum minoritas. Bank of America didenda USD 2,2 juta pada 2013 karena mendiskriminasi kandidat pekerja kulit hitam selama dua dekade.
Departemen Tenaga Kerja AS memerintahkan bank ini untuk membayar denda setelah menemukan bahwa lebih dari 1.100 pencari kerja Afrika-Amerika menghadapi diskriminasi di kantor pusatnya di Charlotte, North Carolina, rentang waktu antara 1993 dan 2005.
Moynihan merupakan petinggi CEO baru yang secara terbuka berbicara tentang protes tersebut. Selain bank ini, Startup kebugaran Peloton (PTON), Intel (INTC) dan Verizon (VZ) juga mengumumkan donasi untuk organisasi yang berorientasi minoritas.
Advertisement