Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia di kuartal II 2020 akan jatuh dalam. Jumlah pengangguran juga diperkirakan terus meningkat hingga 5,23 juta orang dan kekemiskinan bertambah 4,86 juta orang.
“Kami mau bicara new normal, update ekonomi situasi perekonomian global dan nasional, pertumbuhan ekonomi kuartal II akan turun paling tajam, kalau di kuartal I masih di 2,97 persen, kita memperkirakan kuartal II ini akan jatuh sekali kemungkinan minus di bawah growth, artinya siklus kuartal II jatuh paling dalam,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso, dalam suatu diskusi online Pactoc Connect, Rabu (3/6/2020).
Baca Juga
Susiwijono menyebut penurunan perekonomian Indonesia tersebut dipicu dengan lini ekonomi indikator bisnis, market dan sebagainya ini mengalami penurunan signifikan, dan berbagai kegiatan ekonomi supply dan demand, laju barang ekspor impor semuanya menurun, dan mengalami laju perjalanan yang berbeda-beda sampai minggu terakhir di Mei 2020.
Advertisement
Selain itu, melambatnya permintaan ekonomi dunia terganggunya rantai pasok penawaran global, serta rendahnya harga komoditas semuanya kompak menyebabkan anjloknya volume perdagangan dunia,
“Berbagai sentimen dipublik, konsumen, pembisnis, market, dan semuanya semakin mengalami tekanan,” ujarnya.
Pengangguran dan Kemiskinan
Ditambah lagi dengan penciptaan lapangan kerja tidak ada, bahkan yang terjadi adalah kehilangan lapangan pekerjaan atau banyak pekerja yang terkena PHK. Bahkan menurut data Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan tenaga kerja yang terdampak covid-19 sekitar 3,05 juta orang per 2 juni 2020, dan memperkirakan tambahan pengangguran bisa mencapai 5,23 juta orang.
“Bappenas memperkirakan tambahan pengangguran 4,2 juta, dan angka kemiskinan dan pengangguran akan terus meningkat, bahkan dalam skenario sangat berat diperkirakan kemiskinan bertambah 4,86 juta orang dan pengangguran bertambah 5,23 juta,” ujarnya.
Demikian Susiwijono mengatakan ekonomi Indonesia di kuartal I ini tumbuh melambat dengan sumber pertumbuhan terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga yang hanya sebesar 1,56 persen, PMTB 0,56 persen, Konsumsi pemerintah 0,22 persen, dan ekspor 0,05 persen.
Advertisement
Lapangan Usaha
Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan terbesar berasal dari sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,53 persen, industri pengolahan 0,44 persen, dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,44 persen.
“Saya rasa ini hal yang harus diantisipasi sama-sama dalam masa pandemi ini. leading economic indicators Indonesia mengalami penurunan,” pungkasnya.