Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka menangani lonjakan pengangguran, utamanya imbas pandemi Covid-19, Pemerintah meluncurkan program Kartu Prakerja yang hingga hari ini telah sampai pada gelombang ketiga dan secepatnya akan dibuka gelombang keempat.
Ekonom TNP2K, Elan Satriawan, mengungkapkan bahwa penerima manfaat dari Prakerja ini, sebagian besar adalah mereka yang mengalami PHK dan sedang menganggur.
Baca Juga
"Mereka yang menganggur itu enggak semuanya menganggur sebelumnya jadi kita menanyakan juga status pekerjaan mereka pada Januari. Jadi pada bulan Januari itu, sekitar 55 persen dari penerima manfaat tersebut masih bekerja dan kemudian 7 persen menjalankan usaha, yang menganggur hanya sekitar 37 persen," kata Elan, Senin (8/6/2020).
Advertisement
Dari 4.777 sampel, sebanyak 2.034 atau 42,6 persen berada dalam posisi sedang tidak bekerja dan atau tidak sedang berusaha saat mendaftar Prakerja, dari status sebelumnya hingga Januari 2020 yang masih merupakan pekerja atau karyawan atau buruh.
Kemudian, lanjut Elan, yang tadinya memiliki usaha dan sekarang menganggur ada 208 atau 4,4 persen. Sementara dari yang tadinya tidak bekerja dan tidak memiliki usaha yang kini juga tetap belum memiliki pekerjaan dan usaha, sebanyak 1679 atau 35,1 persen.
"Kisaran usia penerima manfaat mulai dari 18 hingga 68 tahun, dengan kelompok usia 35 taun ke bawah menjadi kelompok dominan sebesar 88 persen, 18-25 tahun sebanyak 47,7 persen, dan usia 26-35 tahun sebanyak 38,3 persen," papar dia.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Didominasi Anak Muda
Merujuk data Sakernas per Februari 2020, tingkat pengangguran didominasi oleh penganggur muda sebesar 16,28 persen.
Adapun pendidikan terakhir penerima manfaat KKP didominasi oleh SMA/SMK sederajat sebesar 58,93 persen dan sarjana S1 sebanyak 25,27 persen, sedangkan pendidikan lainnya sekitar lebih dari 5 persen, dengan tingkat pengangguran nasional yang didominasi kelompok dengan pendidikan SMK sebesar 80,49 persen.
"Penerima manfaat KKP mayoritas adalah yang menganggur pada saat melamar, sebesar 80 persen.sebagian besar melaporkan sebagai yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19, PHK, dirumahkan, sulit mencari pekerjaan dan lainnya," pungkas Elan dalam paparannya.
Advertisement