Sukses

Dirut Garuda Buka-bukaan Soal Rencana Naikkan Harga Tiket

Pandemi Corona mungkin akan membuat orang menjadi lebih memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan soal rencana penyesuaian tarif tiket yang kemungkinan akan dilakukan maskapai pelat merah tersebut.

Menurut Irfan, pasca pandemi Corona usai, para calon penumpang akan memiliki pola pikir yang berbeda. Mereka akan cenderung mengutamakan rasa aman dan nyaman daripada harga.

"Menurut saya ke depan, daftar prioritas atau cara berpikir orang naik pesawat mungkin agak sedikit berubah, dulu kan cari yang murah, mungkin ke depan akan ada perasaan cari airline yang aman, supaya yakin tidak akan tertular dan menularkan di dalam pesawat," ujar Irfan dalam diskusi online, Selasa (9/6/2020).

Irfan melanjutkan, pandemi Corona mungkin akan membuat orang menjadi lebih memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan. Inilah yang sedang dianalisa oleh Garuda ke depannya.

"Itu yang kita analisa, mungkin itu jadi konsiderasi baru ketika orang mau terbang. Ini yang kemudian harga berubah jadi kriteria 9, menambah Rp 150 ribu untuk rapid test (tidak apa-apa) yang penting aman," jelasnya.

Lalu, Irfan bilang jika harga tiket mengalami penyesuaian, itu juga didasarkan faktor opportunity lost maskapai.

"Pertanyaannya, apakah ada cost yang bisa ditekan? Apakah harga avtur bisa diturunkan? Atau parkir diturunkan? Atau tiket yang naik?" katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Naikkan Harga Tiket hingga 2 Kali Lipat

Memang beberapa waktu lalu, Garuda sempat menaikkan tarif tiket hingga 2 kali lipat, tepatnya saat larangan mudik digaungkan pemerintah. Namun karena larangan tersebut sudah dicabut, harga tiket tidak akan naik setinggi itu lagi.

"Menaikkan tiket itu sebuah perbuatan yang tidak populer, tapi kita juga mesti menghitung, ketika kita naikkan, Anda jadi terbang atau tidak," katanya.