Sukses

Garuda Indonesia Dapat Perpanjangan Pelunasan Sukuk Global 3 Tahun

Garuda Indonesia dapat perpanjangan masa pelunasan global sukuk limited senilai USD 500 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Garuda Indonesia memperoleh persetujuan sukukholders atas Consent Solicitation perpanjangan masa pelunasan global sukuk limited senilai USD 500 juta. Perpanjangan tersebut selama 3 tahun dari waktu jatuh tempo yang semula pada 3 Juni 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, sesuai dengan hasil pemungutan suara pada Rapat Umum Pemegang Sukuk pada Rabu ini persetujuan suara yang diberikan adalah 90,88 persen atau sebesar USD 454.391.000 dari seluruh pokok sukuk.

"Dengan diperolehnya persetujuan atas Consent Solicitation perpanjangan masa pelunasan global sukuk ini, kami tentunya optimistis hal ini bisa menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pemulihan kinerja Garuda Indonesia yang terdampak atas pandemi Covid-19," kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (10/6/2020).

"Kami mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan para sukukholders terhadap keberlangsungan dan masa depan bisnis Garuda Indonesia dimasa yang penuh tantangan ini," tambah dia. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Garuda Indonesia Kantongi Untung Rp 97,7 Miliar di 2019

Sebelumnya, Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar USD 6,98 juta atau Rp 97,72 miliar (asumsi kurs Rp 14.000) di 2019. Capaian ini sejalan dengan pendapatan perseroan yang naik 5,59 persen dari tahun 2018 menjadi USD 4,57 miliar.

Pada 2019, Garuda juga berhasil mencatatkan perolehan positif laba usaha dengan nilai sebesar USD 147,01 juta.

 

"Capaian ini dapat diraih melalui strategi quick wins priority yang dijalankan perusahaan, yaitu melalui penguatan budaya perusahaan berbasis people, process and technology, strategi peningkatan pendapatan serta peninjauan atas struktur biaya perusahaan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra melalui keterangan tertulis, Jumat (5/6/2020).

Selain itu, Irfan menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi New Normal.

Menurutnya, kunci utama menghadapi era ini adalah adalah menjaga kesinambungan keberlangsungan bisnis perusahaan dengan tren supply and demand.

“Efisiensi menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi era new normal ini. Mindset bisnis penerbangan juga harus terus berevolusi menyelaraskan dengan realitas kondisi yang ada. Langkah tersebut yang secara bertahap terus kami lakukan mulai dari aspek operasional hingga optimalisasi lini bisnis," jelas dia.

Â