Liputan6.com, Jakarta - Perubahan pola perilaku masyarakat semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) imbas Covid-19, juga berpengaruh pada konsumsi digital masyarakat.
Salah satunya adalah bergesernya trafik internet di area perkotaan ke perumahan. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan atau kantor K/L yang memberlakukan Work From Home (WFH) dan juga memang orang tidak diperbolehkan pergi kemana-mana selama PSBB.
Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mira Tayyiba, membeberkan bahwa per April 2020, kenaikan trafik internet mencapai sekitar 15,20 persen, dan terjadi kenaikan pembelian layanan di berbagai platform digital.
Advertisement
Baca Juga
"E-commerce itu naiknya sampai 69 persen. Jadi ada kenaikan (konsumsi layanan digital)," jelas Mira dalam Ngopi Teko - The Next Normal: Desain Transformasi Digital yang Inklusif, Selasa (16/6/2020).
Sementara lainnya, eHealth naik 41 persen, edTech 38 persen, content 38 persen, digital payment 65 persen, dan satu-satunya yang mengalami penurunan adalah ride healing.
"Yang turun itu jelas ride healing karena mobilitas kita kan dibatasi. Tapi ini mengartikan bahwa adopsi kita kepada digital ini lumayan" kata Mira.
Selain itu, Mira membeberkan beberapa aplikasi populer yang diakses pada saat PSBB, diantaranya, Zoom, WhatsApp, TikTok, Google Classroom, dan Netflix.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
83 Persen Pengguna Internet Indonesia Pakai WhatsApp
Aplikasi olah pesan WhatsApp termasuk salah satu platform paling banyak digunakan di Indonesia. Menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social dan Hootsuite, tercatat 83 persen pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna WhatsApp.
Diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti, saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 171 juta jiwa atau sekitar 64 persen dari keseluruhan jumlah penduduk.
"Delapan puluh tiga persen pengguna internet di Indonesia adalah pengguna WhatsApp karena aplikasi WhatsApp bisa menghubungkan antarmasyarakat," tutur Niken di peluncuran program Literasi Privasi dan Keamanan Digital di Kantor Kemkominfo, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Sekadar informasi, jika dikalkulasi, 83 persen jumlah pengguna internet Indonesia yang sebanyak 171 juta adalah 143 juta pengguna.
Angka ini cukup besar, bahkan Direktur Kebijakan APAC WhatsApp Clair Deevy menyebut, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna paling banyak di dunia.
"Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia," kata Deevy dalam kesempatan yang sama.Â
Advertisement
Minim Literasi
Meski jumlah internet di Indonesia sudah lebih dari separuh jumlah penduduk, literasi pengguna akan privasi dan perlindungan data dianggap masih cukup minim.
Oleh sebab itu, Kemkominfo menggelar program literasi privasi dan keamanan digital ini dengan menggandeng ICTWatch dan WhatsApp, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi serta Relawan TIK Indonesia.
Niken menjelaskan, banyak dampak positif dari penggunaan internet, tetapi tak sedikit pula dampak negatifnya. Misalnya maraknya penyebaran informasi keliru sampai penipuan data pribadi pengguna.
"Di balik potensi luar biasa, tentu ada hal-hal negatif perlu diwaspadai. Misalnya, penipuan, yang rupanya masih banyak saudara-saudara kita yang tidak mengetahui bahwa nomor ponsel juga masuk termasuk ke privasi, makanya banyak yang mengikuti apa yang diinstruksikan ke penipu dan akhirnya jadi korban," kata Niken.Â