Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, penerapan teknologi 4.0 di sektor pertanian akan menjadi fokus Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar pada 2021 mendatang.
Hal itu merupakan hasil kajian ekonomi Jabar, yang diklaim kondisi ekonomi yang tangguh selama COVID-19 adalah ekonomi pertanian. Artinya di tahun 2021 terang Kamil, arah kebijakan Jabar juga akan banyak ke desa dan pertanian.
"Tetapi dilengkapi dengan 4.0 teknologi karena itu cara kami bisa melompat, namun tetap aman dari COVID-19," kata Kamil dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Rabu (17/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kamil, sejumlah teknologi sudah diterapkan di sektor pertanian. Salah satunya, drone untuk penyemprotan pupuk cair. Pemasaran komoditas pertanian di desa-desa sudah melalui daring. Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi dapat dipangkas.
Selain itu, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.
“Sudah saya laporkan teknologi-teknologi pertanian dan peternakan, itu juga sangat banyak. Memberi makan ikan dengan HP teknologinya, pupuk cair dengan drone, perdagangannya di balai desa online, itu sudah kami laksanakan. Mudah-mudahan ini menjadi penyemangat Jawa Barat menjadi lumbung ketahanan pangan nasional yang paling kuat,” ucap Kamil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apresiasi dari Mentan
Sementara itu Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi persiapan Pemda Provinsi Jabar untuk mempercepat ekonomi di sektor pertanian. Limpo mengatakan, pandemi COVID-19 menguji ketahanan pangan Indonesia.
“COVID-19 itu menguji kebersamaan, COVID-19 itu menguji daya tahan nasionalis kita, termasuk daya tahan ketahanan pangan kita. Saya turun ke beberapa tempat, dan Jawa Barat ini memang boleh diandalkan secara nasional,” kata Syahrul.
Syahrul juga melaporkan, stok pangan Indonesia saat ini masih aman dengan jumlah sekitar 7,46 juta ton yang dihasilkan dari musim panen pertama. Diperkirakan Indonesia akan memiliki stok 4 juta ton saat memasuki tahun 2021.
Syahrul berujar, pertanian dapat menjadi jawaban penggerak perekonomian pascapandemi COVID-19, karena seluruh dunia membutuhkan makanan yang didapat dari sektor pertanian.
“Sekarang ini kami punya stok 7,46 juta ton (pangan) dari musim panen satu. Kemudian musim panen dua kami rencanakan 15 juta ton. Dan kita makan besok itu menggunakan kurang lebih 15-16 juta ton, berarti kita masih punya 4 juta ton lebih memasuki 2021. Pertanian itu seluruh dunia membutuhkan, seluruh dunia membutuhkan makanan. Pertanian adalah jawaban untuk menghadapi after COVID-19," sebut Limpo. (Arie Nugraha)
Advertisement