Liputan6.com, Jakarta - Alih-alih terimbas pandemi Covid-19, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) justru terus unjuk gigi dengan naiknya penjualan yang didorong dengan peralihan UMKM konvensional menuju digital, yang disebabkan berubahnya pola konsumsi masyarakat selama pandemi.
Di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebutkan jenis UKM tertinggi yakni makanan dan minuman, menyusul setelahnya ada produk fashion dan peternakan menjadi yang paling sedikit diminati.
"Tertinggi jenis UKM-nya itu makanan minuman ada 71,69 persen, lalu ada fashion, ini yang menarik industri kreatifnya, handicraft, perdagangan, jasa, pertanian dan peternakan, ini urutannya, dan memang semua karena Covid-19 menurun," kata Ganjar dalam webinar Peranan Aktif Pemerintah Daerah dalam Mendukung Gernas BBI, Selasa (23/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sehingga, Ganjar menyebutkan permasalahan yang pertama muncul yakni terkait pemasaran, yakni 55,19 persen. Kedua, yakni pembiayaan, yang memerlukan sinergi dari Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menanganinya.
Namun demikian, ada yang menarik, yakni munculnya aplikasi lokal yang menjawab kedua permasalahan tersebut.
"Ini ada yang menarik, aplikasi-aplikasi lokal ini muncul pada konteks pemasaran. Jadi ada aplikasi namanya Tukangsayur.co, sama Becer, dalam bahasa Banyumas, artinya belanja, ini penjualannya meningkat," sebut Ganjar.
Jadi, lanjut Ganjar, meskipun secara umum UMKM mengalami penurunan omzet yang cukup tajam, tetapi untuk UMKM yang berbasis online mengalami peningkatan omzet yang cukup signifikan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemenkop dan LKPP akan Luncurkan E-Catalog Produk UMKM
Kementerian Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) akan meluncurkan situs khusus yang di dalamnya terdapat e-catalog produk-produk UMKM. Rencananya, website tersebut akan diterbitkan pada Juni 2020.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, situs resmi tersebut semestinya dikeluarkan pada awal pekan ini. Namun kini masih harus melalui sejumlah proses sebelum e-catalog tersebut resmi diluncurkan.
"Mustinya Senin ini. Tapi ini kan perlu persiapan. Pertama kami dari Kementerian Koperasi dan UKM akan membantu pelaku usaha untuk mendapatkan account di e-catalog itu, lalu mendaftarkan produknya," jelasnya dalam kunjungan ke Pasar Rawamangun, Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Selain itu, ia menambahkan, Kementerian Koperasi dan UKM juga perlu melakukan pelatihan kepada kementerian dan lembaga terkait kebutuhan belanja mereka akan produk UMKM.
"Sebab nanti begitu di-launching kita sudah langsung ada aksi belanja dari kementerian dan lembaga. Jadi kami ini lagi proses pelatihan. Kemarin baru empat kementerian yang dilatih untuk belanja di e-catalog LKPP," tuturnya.
Advertisement
Stimulus
Menurut dia, masyarakat saat ini tengah kesulitan akibat pandemi virus corona (Covid-19). Guna mendongkrak daya beli, pemerintah kemudian menggulirkan berbagai stimulus kebijakan fiskal dan moneter agar rupiah tetap bisa mengalir.
Teten menyatakan, kondisi tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat dan pemerintah membeli produk-produk dalam negeri, khususnya ciptaan UMKM.
"Kita dorong belanja pemerintahnya produk UMKM. Pembiayaan digelontorin, daya beli masyarakat digelontorin, demand-nya kita naikan dengan pemerintah membeli produk UMKM, lalu kita bikin gerakan Bangga Buatan Indonesia, itu juga mendorong masyarakat beli produk-produk lokal," ungkapnya.
Oleh karenanya, ia menekankan situs khusus e-catalog produk UMKM akan segera diterbitkan pada bulan ini. "Dua Minggu dari sekarang lah. Pokoknya dalam bulan ini, masih dalam bulan Juni, kita akan segera launching," tegasnya.
Â