Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2012 pada hari Selasa, didorong oleh melemahnya dolar AS dan paket stimulus moneter yang meluas oleh bank sentral karena lonjakan kasus coronavirus yang merusak prospek ekonomi.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (24/6/2020), harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 1,767 per ons, setelah mencapai USD 1,768,96, tertinggi sejak Oktober 2012. Emas berjangka AS naik 0,9 persen menjadi USD 1,782.30 per ons.
Baca Juga
"Tsunami stimulus datang dari mana-mana tidak hanya inflasi tetapi juga dipengaruhi gambaran yang lebih lemah untuk ekonomi dan membuat emas terlihat menarik," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.
Advertisement
Harga emas telah naik hampir 16 persen tahun ini didukung oleh langkah-langkah stimulus global karena logam mulia dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Dolar turun 0,5 persen pada 96,55 terhadap sekeranjang mata uang, membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang non-A.S.
Lebih dari 9,14 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh coronavirus secara global dan 473.031 telah meninggal, menurut perhitungan Reuters, Selasa.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas
Kenaikan emas terjadi meskipun ada peningkatan ekuitas yang didorong oleh data ekonomi dan tweet Presiden AS Donald Trump tentang pakta perdagangan AS-China.
"Musuh emas terbesar saat ini adalah jika pasar lain menarik perhatian," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia dan dasar di BMO.
"Membatasi penutupan yang buruk di bawah USD 1.750 dalam beberapa hari mendatang, level sekitar USD 1.800 seharusnya hanya masalah waktu, seminggu, mungkin kurang," tambahnya.
Advertisement