Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan mencatat kerugian Rp38,88 triliun di kuartal I-2020. Adapun kerugian terjadi akibat pelemahan Rupiah, di mana pada 31 Desember tercatat Rp14.244 per USD menjadi Rp16.367 per USD.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Zulkifli Zaini megaku optimis operasional PLN bisa bertahan hingga akhir tahun meski kondisi keuangan pada kuartal pertama tidak menggembirakan.
Advertisement
Baca Juga
Asalkan, kata dia pemerintah membayarkan kompensasi utang sebesar Rp45,42 triliun.
"Nah dengan masuknya dana tersebut kami akan pastikan operasional tetap aman sampai berakhirnya 2020," kata dia di ruang Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (25/6).
Di samping pembayaran kompensasi utang dari pemerintah, PLNÂ juga akan mengoptimalkan penjualan listrik dari pelanggan. Dengan begitu diharapkan operasional bisa tetap berjalan dan memberikan pelayanan ketenagalistrikan yang berkualitas dan diandalkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Zulkifli Zaini ditunjuk menteri BUMN Erick Thohir sebagai Dirut PLN yang baru. Zulkifli berhasil menyingkirkan nama lain yang sempat mencuat seperti Rudiantara.
Posisi Utang
Sebelumnya, PLN mencatat posisi utang pemerintah kepada PLN mencapai Rp45,42 triliun. Utang itu berasal dari kompensasi subsidi listrik 2018 dan 2019.
"Saat ini kompensasi tarif yang belum terbayar ke PLN adalah 45,42 triliun," katanya.
Dia merincikan dari total utang tersebut terdiri dari nilai kompensasi pada 2018 mencapai sebesar Rp23,17 triliun, sementara di 2019 tercatat sebesar Rp22,25 triliun. "Kompensasi 2018 telah terdapat alokasi pembayaran sebesar Rp7,17 triliun namun belum terbayar," katanya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement