Liputan6.com, Jakarta - Berlimpahnya sumber daya alam Indonesia seperti rempah-rempah, membuat negeri ini terkenal dan kaya akan cita rasa. Semua itu berkat tanah yang subur memunculkan berbagai rempah-rempah yang berhasil bikin iri negara tetangga.
Namun, tak sedikit jenis rempah yang ternyata berpotensi juga untuk dikembangkan untuk ekspor. Salah satunya rempah Temu Kunci. Kementerian Perdagangan berencana akan mengembangkan rempah Kunci agar terkenal seperti rempah cengkeh, pala, kayu manis, dan lainnya.
Baca Juga
“Saya melihat komoditi lain yang bisa kita kembangkan untuk rempah contohnya kunci. kita juga mudah memproduksi kunci, kunci memang belum populer tetapi juga bisa kita kembangkan,” kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Olvy Andrianita, dalam webinar “Strategi Diversifikasi dan Adaptasi Produk Ekspor Rempah-Rempah di Masa dan Setelah Pandemi Covid-19,” Kamis (25/6/2020).
Advertisement
Selain itu, juga rempah temulawak yang juga merupakan jagoan Indonesia, Kemendag ingin menjadikan temulawak ini produktif. Karena banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana Presiden Joko Widodo menjaga kesehatan tubuhnya, ternyata kunci beliau adalah di mengkonsumsi rempah-rempah seperti temulawak dan kunyit.
“Nah ini yang bisa kita kembangkan, saya kira baik pasar lokal maupun pasar global, ini yang nanti saya ingin mengajak semua pihak bagaimana kita menggali potensi komoditi yang lain, selain yang sudah existing,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Produk Unggulan Lainnya
Menurutnya komoditas seperti Vanilla, lada, dan lainnya itu sudah biasa dan banyak. Namun komoditas tersebut masih menjadi unggulan ekspor. Tapi bukan berarti menutup peluang untuk komoditi lainnya, seperti kunyit, temulawak, dan temu kunci.
“Mungkin ekspor kunyit, temulawak, dan temu kunci belum banyak ke dunia, dan menjadi catatan buat kita bagaimana mengembangkannya,” ujarnya.
Tentunya Kemendag memiliki strategi diversifikasi (penganekaragaman) dan adaptasi produk ekspor rempah, yakni fokus pada produk diversifikasi dan pengembangan pasar ekspor. Lalu peningkatan food safety dan menerapkan protokol kesehatan dalam memproduksi rempah dan lada
Kemudian strategi selanjutnya, peningkatan daya saing produk lada melalui sertifikasi halal, dan sertifikasi organik. Dan meningkatkan penguatan jejaring perwakilan lembaga negara untuk pencarian buyers potensial, penyusunan market intelligence, serta promosi di pasar global untuk meningkatkan branding. Demikian, Kemendag juga memanfaatkan atau mengoptimalkan sistem resi gudang.
Advertisement