Liputan6.com, Jakarta - Saham Facebook dan Twitter turun lebih dari 7 persen pada perdagangan Jumat setelah Unilever mengatakan akan menarik iklannya dari perusahaan media sosial untuk sisa tahun ini.
"Mengingat Kerangka Tanggung Jawab kami dan atmosfer yang terpolarisasi di AS, kami telah memutuskan bahwa mulai sekarang hingga setidaknya akhir tahun, kami tidak akan menjalankan iklan merek di platform newsfeed media sosial Facebook, Instagram dan Twitter di AS," kata pernyataan perusahaan dikutip dari CNN, Sabtu (27/6/2020) .
Baca Juga
Terus beriklan di platform media sosial tersebut saat ini dianggap tidak akan menambah nilai bagi masyarakat.
Advertisement
"Kami akan terus memantau dan akan meninjau kembali posisi kami saat ini jika perlu," ungkap Unilever.
Keputusan perusahaan didorong oleh kekhawatiran atas ujaran kebencian dan konten memecah belah pada di media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merek Lain
Sebagian besar merek lain yang telah mengumumkan boikot iklan di Facebook mengatakan mereka akan menangguhkan iklan untuk bulan Juli, atau setidaknya hingga akhir Juli.
Menyusul Unilever, Procter & Gamble (P&G) yang merupakan pengiklan terbesar di dunia, mengatakan akan menarik iklan dari platform yang menampilkan konten kebencian atau diskriminatif.
Sementara itu, VP of Global Client Solutions Twitter, Sarah Personette mengatakan pihaknya berkomitmen untuk membangun platform yang aman yang juga memperkuat suara dari komunitas yang kurang terwakili dan kelompok yang terpinggirkan.
"Kami menghormati keputusan mitra kami dan akan terus bekerja dan berkomunikasi secara dekat dengan mereka dalam waktu dekat," kata Personette.
Advertisement