Sukses

Lulusan Hanya Kejar Posisi PNS, Kampus Bakal Jadi Pabrik Pengangguran Intelektual

Lulusan perguruan tinggi untuk mengubah pola pikir dengan tidak hanya mengandalkan lapangan pekerjaan dari jalur PNS.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan pentingnya investasi bagi keberlangsungan sebuah negara. Lewat investasi pula suatu negara akan dapat menjalankan roda perekonomiannya dengan baik.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan investasi berdampak positif pada penyediaan lapangan pekerjaan di Tanah Air. Selan itu, investasi juga dapat meningkatkan devisa negara untuk pembiayaan berbagai program pemerintah.

"Jadi, investasi ini sangat penting. Yakni pertama dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan kedua bagaimana meningkatkan pendapatan negara secara lebih," kata Bahlil dalam webinar via YouTube, seperti ditulis Senin (29/6/2020).

Mantan Ketua Umum Hipmi tersebut mengatakan saat ini sektor pajak menjadi bagian penting untuk penerimaan negara. Dimana, 76 persen dari total pendapatan negara diperoleh dari sektor pajak, terbanyak pajak badan.

Maka, Bahlil meminta lulusan perguruan tinggi untuk mengubah pola pikir dengan tidak hanya mengandalkan lapangan pekerjaan dari jalur Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sebab jika pola pemikiran itu tetap dipertahankan, ia meyakini ke depannya perguruan tinggi akan jadi epicentrum baru pengangguran intelektual.

"Menurut saya, kita mengharapkan untuk anak-anak kita diterima lewat PNS atau pegawai BUMN. Kalau pikiran ini yang akan dijadikan rujukan saya dapat memastikan, bahwa seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari Aceh maupun Papua itu akan jadi pabrik pengangguran intelektual," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ciptakan Lapangan Kerja

Oleh karenanya, Bahlil meminta lulusan perguruan tinggi di Indonesia harus mampu menciptakan langan kerja di bandingkan retorika semata. Mengingat di era pasca pandemi Covid-19 ini, investasi menjadi bagian penting dari penyelamatan perekenomian saat ini.

"Memang rata-rata kita di Indonesia ini tamatan perguruan tinggi kita jago baca buku, jago bikin puisi dan jago pidato lebih hebat daripada bikin mesin, ini problem kita. Jadi, kalau bisa aktivis ini jangan cuma berdebat saja kerjanya," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Â