Sukses

Lagi, Miliarder Baru China Lahir di Tengah Pandemi Covid-19

Zhong Ming lewat perusahaannya Kangji Medical Holding jadi orang kaya baru setelah saham perusahan naik.

Liputan6.com, Jakarta Nampaknya, pandemi Corona tidak selamanya membuat nasib orang terpuruk. Buktinya, pria asal China ini justru menjadi miliarder, saat pandemi  Covid-19 belum menunjukkan tanda akan mereda. 
 
Supplier alat kesehatan China, Zhong Ming lewat perusahaannya Kangji Medical Holding jadi orang kaya baru setelah saham perusahan naik dari 13,88 dolar Hongkong per lembar jadi 26,60 dolar Hongkong per lembar.
 
Dilaporkan Forbes, Senin (29/6/2020), Kangji merupakan pemasok instrumen dan aksesori bedah invasif minimal, atau MISIA. Produk utamanya meliputi trocars dan forceps.
 
Jumlah kegiatan operasi di rumah sakit, yang membutuhkan alat kesehatan produksi Kangji meningkat hingga 31,8 persen pada tahun 2019.
 
Itulah yang membuat perusahaan mendapatkan permintaan lebih banyak dan akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.  ahkan, hingga 2024, jumlah operasinya diprediksi akan meningkat hingga 49 persen. 
 
Hingga akhir 2019, diproyeksikan permintaan akan alat kesehatan meningkat hingga 17 persen, dan akan bernilai 40,8 miliar yen pada 2024 mendatang. 
 
Adapun, saham Kangji pada 2019 naik menjadi 503 miliar yen dari 354 miliar yen, dengan profit bersih mencapai 206 miliar yen. 
 
Kondisi saham para pemasok farmasi dan bisnis perawatan kesehatan asal Tiongkok menjadi sorotan sehubungan dengan pandemi Covid-19.
 
Tercatat, perusahaan China yang kini sedang gencar mencari vaksin Covid-19 antara lain, Xiamen Innovax Biotech, yang bekerja sama dengan GlaxoSmithKline. Kemudian CanSino Biologics yang bekerja dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Cina.
 
Selain itu, Sinopharm yang bermitra dengan Institut produk Biologi Wuhan, Sinovac, dan Clover Biopharmaceuticals.
 
Seperti diketahui, China merupakan nomor dua setelah Amerika Serikat sebagai rumah bagi miliarder terbanyak di dunia. 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Orang Terkaya Dunia Kecewa dengan Cara Penanganan Covid-19 di Negaranya

Miliarder sekaligus orang terkaya dunia, Bill Gates mengungkapkan kegundahan tentang penanganan pandemi Covid-19. Kondisi penanganan pandemi Covid-19 secara global maupun di dalam negerinya sendiri dikatakan jauh dari prediksinya.

“Karena perilaku dan pelacakan kontak tidak berfungsi dengan baik (di AS), kami terus memiliki penyebaran kasus yang sangat besar. Dan itu memalukan,” kata Gates, seperti melansir laman CNBC, Minggu (28/6/2020).

Co-founder Microsoft ini memang telah mengingatkan tentang ancaman penyakit menular selama bertahun-tahun. Pada TED Talk 2015, dia sempat mengatakan jika dunia tidak siap untuk menghadapi epidemi berikutnya.

Gates tampak masih sangat kecewa dengan respons Amerika Serikat terhadap keberadaan pandemi yang melanda negaranya saat ini. Terutama dalam kurangnya pesan kepemimpinan dan koordinasi.

Alasan lain mengapa AS paling terdampak besar,"Orang-orang ambivalen untuk mengikuti protokol Covid-19 yang sangat penting, seperti mengenakan topeng dan mengkarantina diri," kata Gates.

Bill Gates melihat, beberapa masyarakat Amerika berperilaku sangat konservatif dan seakan mengabaikan keberadaan epidemi besar yang sedang terjadi. "Orang-orang seperti sudah hilang kesabarannya," kata dia.

Bahkan, dia kecewa saat beberapa orang membawa masalah kesehatan ini dengan mengkaitkannya dalam masalah politik.

Sebagai contoh, tuduhan terhadap Presiden Donald Trump tentang mempolitisasi pemakaian masker. Ini terjadi saat sebelum maupun ketika Trump menggelar kampanyenya.

Trum mengatakan mengatakan orang-orang harus melakukan apa yang mereka inginkan, tentang aturan memakai masker ini.

Di sisi lain, Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden justru mengatakan, jika terpilih akan membuat aturan tentang penutup wajah.

 

  • Miliarder adalah seseorang yang memiliki kekayaan bersih setidaknya satu miliar (1.000.000.000 atau seribu juta) unit mata uang tertentu.

    Miliarder

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19