Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak merosot pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta), di tengah meningkatnya kasus Covid-19.
Pendorong penurunan harga minyak dunia ini karena adanya kekhawatiran dari pelaku pasar akan pelemahan permintaan akibat naiknya kasus Corona. Selain itu, penurunan harga minyak tersebut juga didorong Libya yang kembali memproduksi.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Rabu (1/7/2020), harga minyak Brent untuk kontrak September turun 0,3 persen menjadi USD 41,70 per barel, memangkas kenaikan yang dicetak pada perdagangan Senin kemarin.
Advertisement
Sedangkan untuk harga minyak Brent kontrak Agustus tutun 51 sen atau 1,2 persen ke level USD 41,20 per barel.
Harga minyak West Texas Intermediate, patokan minyak AS, turun 1,08 persen atau 43 sen menjadi USD 39,27 per barel.
Virus Corona terus meningkat di beberapa negara AS bagian selatan dan barat daya. Negara-negara bagian timur laut seperti New York dan New Jersey mulai membatasi jumlah wisatawan.
Sebenarnya permintaan bahan bakar telah pulih dari minggu-minggu terburuk wabah Corona menyerang pada bulan April dan awal Mei. Namun masih ada risiko rebound harga minyak terputus oleh kebangkitan kasus virus Corona.
"Orang masih melihat berita Corona dimana telah terjadi perubahan negatif yang pasti dalam beberapa pekan terakhir," Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Perdagangan Sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak naik sekitar USD 1 per barel pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga minyak ini didorong oleh membaiknya data ekonomi di kawasan Asia dan Eropa.
Namun, investor tetap berhati-hati dalam bertransaksi karena masih tetap mempertimbangkan lonjakan tajam kasus Corona di seluruh dunia.
Mengutip CNBC, Selasa (30/6/2020), harga minyak mentah Brent naik 74 sen atau 1,8 persen menjadi USD 41,76 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS naik USD 1,21 per barel atau 3,1 persen menjadi USD 39,70 per barel.
Data Komisi Eropa menunjukkan bahwa pemulihan sentimen ekonomi di zona euro meningkat pada bulan Juni dengan perbaikan di semua sektor. Sentimen keseluruhan naik menjadi 75,7 poin pada Juni dari 67,5 pada Mei.
Di China, keuntungan dari perusahaan di sektor industri naik untuk pertama kalinya pada bulan Mei dalam enam bulan ini. Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi negara tersebut terus terjadi.
Hal tersebut mendorong percaya diri investor sehingga mendorong harga minyak.
Advertisement