Liputan6.com, Jakarta - Bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mendapatkan dana Rp 30 triliun dari pemerintah. Dana tersebut ditujukan untuk menggairahkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menyatakan, penyaluran kredit sejalan dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi.
Karena sekarang PSBB sudah dilonggarkan secara bertahap, maka aktivitas ekonomi diprediksi akan berjalan. Otomatis, permintaan akan kredit juga akan timbul.
Advertisement
Sunarso bilang, pihaknya telah memetakan sektor mana saja yang disasar untuk penyaluran kredit ini. Dengan demikian, permintaan akan kredit dipastikan akan ada.
Baca Juga
"Untuk leverage 3 kali (dari Rp 30 triliun menjadi Rp 90 triliun) kita sanggup, kenapa, karena kita sudah petakan sektornya. Perhitungan kami, ada (permintaan). Kan kita tetap makan. Petani, peternak dan lainnya harus produksi. Itu adalah tempat yang ada demand-nya, ke sana sasarnya," jelas Sunarso saat ditemui di kompleks gedung Bank Indonesia, Rabu (1/7/2020).
Di sisi lain, penyaluran kredit juga tidak dilakukan asal-asalan. Sunarso bilang, perbankan berkomitmen untuk turut menjaga kualitas penyaluran kredit dengan menjaga keseimbangan penyaluran itu sendiri
"Ini bagaimana kita bisa ekspansi, bisa menumbuhkan ekonomi tetapi secara sustain dan kualitas dijaga. Jadi ya harus diseimbangkan, jangan sampai yang diberikan melebih demand, jadi kalau demand Rp 90 triliun ada, kita akan ekspansi Rp 90 triliun. Kalau ga ada demand, ya nggak Rp 90 triliun," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekosistem Bisnis
Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta menambahkan, penyaluran kredit yang sehat juga didasarkan pada ekosistem bisnis.
Tak cuma diberikan kredit, pelaku usaha juga diarahkan untuk mendapatkan pendampingan hingga pencarian pasar untuk produk mereka.
"Kita lihat di perbankan banyak sektornya, ekosistemnya, maka kita bisa buat satu ekosistem sendiri sehingga pembiayaan lebih terkontrol. Dan kita lihat nasabah-nasabah terutama UMKM kita nggak hanya beri pinjaman tapi juga pendampingan dan membantu mencari pasar sehingga kalau ekosistem itu berputar itu bisa dijaga kualitasnya," jelasnya.
Advertisement
Dirut BRI Optimis Kredit Perbankan Tumbuh 5 Persen Meski Ada Corona
Direktur Utama Bank BRI Sunarso optimis pertumbuhan kredit perbankan tahun 2020 tetap tumbuh positif di masa pandemi Covid-19. Secara khusus Sunarso optimis pertumbuhan kredit Bank BRI tahun ini sekitar 4 persen-5 persen.
"BRI optimis bisa tumbuh 4 persen-5 persen, yang penting kredit bisa tumbuh," kata Sunarso dalam konferensi pers di Menara Radius Prawiro, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Dia mencontohkan skema pinjaman KUR Bank BRI tahun ini ditargetkan Rp 120 triliun. Jika ini semua terserap di masyarakat, artinya sudah ada 120 triliun kredit perbankan yang tumbuh.
Belum lagi penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun. Dana program PEN ini juga jika terserap dengan baik akan menghasilkan pertumbuhan kredit.
Penyaluran kredit ini kata Sunarso sangat ditunggu para pelaku usaha yang telah kehabisan modal. Cara ini juga bisa menyelamatkan dari resiko PHK karyawan dan
"Ini akan disambut baik. Ini (kredit) akan tumbuh ps6otif untuk kontribusi pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata dia.
Sebelum virus corona mewabah di Indonesia, pertumbuhan kredit di industri perbankan sekitar 6 persen. Hanya saja pertumbuhan tiap bank tentu saja berbeda.
"Tahun ini pun kredit masih tumbuh positif bahwa berapa persentasenya, yang ingin saya katakan tahun ini pun kredit kita produk proyeksikan akan tumbuh positif itu yang paling penting," tutur Sunarso.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Subsidi Bunga KUR Cair, BRI Salurkan ke 214 Ribu Nasabah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah pada Selasa (30/6) kepada lebih dari 214 ribu debitur KUR. Tambahan subsidi bunga ini merupakan implementasi kebijakanPeraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian(Permenko) No 08 Tahun 2020 dalam rangka menyelamatkan pelaku UMKM.yang terdampak Covid-19.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan, kriteria utama penerima tambahan subsidi ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 255 Tahun 2020, bahwa penerima KUR yang mengalami penurunan pendapatan atau omzet karena gangguan usaha di tengah pandemi COVID-19, dan/atau mengalami gangguan proses produksi karena dampak pandemi Covid-19.
“Selain itu, secara administratif sampai dengan 29 Februari 2020 memiliki outstanding pinjaman dan kualitas pinjamannya tercatat performing loan," Sunarso.
Secara teknis, tambahan subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah akan dimasukan ke rekening pinjaman debitur dan tidak dapat diambil secara tunai untuk cadangan beban pem bayaran bunga atau meringankan pembayaran bunga bulan berikutnya. “Selanjutnya debitur yang dinyatakan berhakmenerima tambahan subidi bunga, akan menerima stimulus sebesar 6% dan selama 3 bulan berikutnya sebesar 3% efektif/tahun paling lama sampai dengan 31 Desember 2020” ujar Sunarso.
Melalui upaya-upaya penyelamatan ini, diharapkan nantinya dapat mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya, pada Rabu (24/04) BRI bersama bank BUMN lain telah mendapatkan penempatan dana dengan total Rp 30 Triliun dari pemerintah untuk tambahan penguatan likuiditas.
“BRI berkomitmen penuh mendukung langkah-langkah pemerintah untuk terus mendorong sektor riil utamanya UMKM sehingga tetap bertahan dan berkembang di tengah kondisi yang sulit saat ini,” tutup Sunarso
Informasi mengenai BANK BRI dapat diakses melalui situs www.bri.co.id
Advertisement