Liputan6.com, Jakarta Jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera sepanjang Mei 2020Â tercatat 5,48 juta orang. Angka ini turun 7,04 persen dibanding April 2020 sebanyak 5,8 juta orang.
"Jadi dengan berbagai pembatasan aktivitas sosial dan imbauan pekerja beribadah dan bekerja di rumah, tidak berpengaruh besar sehingga jumlah angkutan kereta Mei 5,48 juta," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek, yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak sebanyak 5,1 juta orang atau 92,58 persen dari total penumpang kereta api.
Advertisement
"Dengan catatan bahwa jumlah penumpang yang diangkut ini termasuk KRL di mana tiap hari hampir 900 ribu per hari," kata dia.
Sementara penurunan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing-masing turun 1,19 persen, 40,98 persen, dan 90,59 persen.
Sedangkan secara kumulatif jumlah penumpang kereta api selama Januari–Mei 2020 mencapai 101,2 juta orang atau turun 41,72 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing- masing turun 41,17 persen, 43,80 persen, dan 44,14 persen.
Â
Saksikan video di bawah ini:
Kereta Api Barang
Di sisi lain, Suharianto mengatakan jumlah barang yang diangkut kereta api pada bulan Mei 2020 sebanyak 3,1 juta ton atau turun 26,86 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sebagian besar barang yang diangkut tersebut tercatat di wilayah Sumatera sebanyak 2,4 juta ton atau 77,96 persen dari total barang yang diangkut dengan kereta api. Penurunan jumlah barang terjadi di semua wilayah Jawa non- Jabodetabek dan Sumatera masing-masing turun 27,09 persen dan 26,80 persen.
Adapun selama periode Januari–Mei 2020 jumlah barang yang diangkut kereta api mencapai 20,3 juta ton atau turun 0,87 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Penurunan terjadi di wilayah Jawa non-Jabodetabek sebesar 19,29 persen, sementara wilayah Sumatera mengalami peningkatan 6,32 persen.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement