Liputan6.com, Jakarta - Harga daging ayam ras dan telur ayam ras terus meninggi pada Juni 2020, sehingga turut memicu terjadinya inflasi pada bulan lalu sebesar 0,18 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga daging ayam ras memberi andil pada inflasi sebesar 0,14 persen. Sementara lonjakan harga telur ayam ras juga menyumbang 0,04 persen pada angka inflasi.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, harga kedua komoditas tersebut khususnya daging ayam melambung tinggi lantaran adanya penurunan produksi pada ayam peternak.
Advertisement
"Ayam yang memang masih tinggi karena ayam ini kan ritmenya. Jadi kemarin-kemarin produksi banyak, harganya turun. Pasca itu produksi ternaknya turun, sehingga enggak sekuat biasanya produksinya. Jadi harga di pasaran tinggi," jelasnya kepada Liputan6.com, Jumat (3/7/2020).
Menurut pantauannya, harga daging ayam ras secara nasional kini naik dari kisaran normal pada Rp 30-32 ribu per kg menjadi Rp 38 ribu per kg.
"Untuk daging ayam per hari ini kalau di Jakarta itu kan per ekor, sekarang harganya dari Rp 40-45 ribu per ekor. Tapi secara keseluruhan, secara nasional Rp 38 ribu per kg," ungkap Abdullah Mansuri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berimbas ke Telur Ayam
Senada, ia melanjutkan, kesulitan produksi ayam peternak turut berimbas pada tingginya harga telur ayam ras.
"Ya tadi, kalau ayamnya enggak banyak telurnya juga enggak banyak dong. Otomatis, kalau ayamnya produksinya banyak, telurnya pasti banyak," ujar dia.
Mengatasi kenaikan ini, Ikappi disebutnya terus menjalin kontak dengan peternak dan pemerintah agar harga daging ayam ras dan telur ayam ras bisa segera turun pada bulan ini.
"Kita terus berkoordinasi dengan peternak, kita terus dorong agar tata niaga yang digawangi kementerian perdagangan ini bisa lebih baik lah," tukas dia.
Advertisement