Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) karena kebangkitan kasus virus corona secara global dan di Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar. Hal ini meredupkan prospek pemulihan permintaan bahan bakar.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (4/7/2020), harga minyak mentah berjangka Brent turun 37 sen atau 0,9 persen ke level USD 42,77 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 34 sen atau 0,8 persen menjadi USD 40,31 per barel.
Kedua patokan harga minyak ini naik lebih dari 2 persen pada perdagangan Kamis lalu, didukung oleh data tenaga kerja AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan dan penurunan persediaan minyak mentah di Negeri Paman Sam tersebut. Untuk minggu ini, Brent naik 4,3 persen dan WTI naik 4,7 persen.
Advertisement
Baca Juga
Namun, peningkatan dalam kasus harian virus corona, secara global dan di Amerika Serikat menekan harga minyak. Kasus baru Covid-19 di ASÂ meningkat lebih dari 50 ribu pada Kamis pekan ini, menjadi rekor untuk hari ketiga berturut-turut, menurut penghitungan Reuters.
"Pasar menjadi semakin percaya diri bahwa pelonggaran pembatasan perjalanan dan bisnis akan meningkatkan permintaan minyak mentah, tetapi kemajuan pandemi mengancam akan menggagalkan pemulihan ini," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
“Pemulihan permintaan bensin akan meningkat hingga ekonomi AS membaik," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Permintaan BBM
Permintaan bensin akan diawasi dengan ketat ketika Amerika Serikat memasuki liburan akhir pekan 4 Juli karena banyak orang Amerika diperkirakan bepergian.
Stok BBM di AS sendiri naik 1,2 juta barel dalam seminggu hingga 26 Juni, menurut data dari Administrasi Informasi Energi yang dirilis pada hari Rabu.
Advertisement