Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mengajukan wacana merger BUMN dalam bentuk bank syariah pada Februari 2021. Kabar tersebut dianggap pengamat ekonomi sebagai sesuatu yang wajar, namun harus penuh kehati-hatian.
Peneliti Senior Indef, Enny Sri Hartati, menganggap bahwa konsolidasi perbankan BUMN harusnya sudah dilakukan sejak dahulu di Indonesia. Namun hingga saat tidak pernah direalisasikan oleh pemerintah.
Enny menganggap tidak ada yang salah dengan wacana merger yang diajukan oleh Erick Thohir, tetapi dengan kondisi Indonesia saat ini maka mengharuskan proses konsolidasi berjalan tepat dan hati-hati.
Advertisement
"Konsolidasi bank-bank itu kan sudah dari dulu mestinya dilakukan, tapi tidak dilakukan. Jadi satu poin itu adalah wacana yang bagus. Tapi konsolidasi ini juga perlu kecepatan dan ketepatan program karena saat ini sedang ada Pandemi Covid-19," ujar Enny dalam pesan tertulis, Sabtu (4/7/2020).
Baca Juga
Pemerintah dinilainya memang perlu mengkaji lebih jauh detail terkait rencana merger tersebut lantaran akan mengubah kelembagaan. Merger perlu dilakukan dengan persiapan matang dan terencana.
Jika konsolidasi berhasil dijalankan dengan baik dan benar, maka bank-bank BUMN juga bisa dikonsolidasi seluruhnya, tidak hanya yang syariah.
"Perubahan kelembagaan harus terencana dengan baik dan sebagainya karena menyangkut berbagai aspek, tidak hanya sekadar digabungkan. Jika proses konsolidasi dilakukan dengan benar, jangankan yang syariah, seluruh bank BUMN konvensional juga perlu berkonsolidasi, kalau tidak kita sulit untuk bertarung dengan global," sambungnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bank yang Dimarger
Adapun bank-bank syariah yang rencananya akan dimerger adalah PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah.
Sepanjang kuartal I 2020, kinerja ketiga bank tersebut tercatat kokoh dalam menghadapi kondisi krisis pandemi Covid-19. BRI Syariah mengalami peningkatan pembiayaan di segmen ritel yang tumbuh 49,74 persen menjadi Rp 20,5 triliun.
Sedangkan BNI Syariah yang baru saja menjadi Bank Buku-III pada kuartal pertama tahun ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 58,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 214 miliar.
Lalu BSM membukukan laba bersih sebesar Rp 368 miliar pada kuartal I 2020, dimana angka tersebut naik 51,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).
Advertisement
Erick Thohir Berencana Merger Bank Syariah BUMN di Februari 2021
Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan bank-bank syariah milik perusahaan negara pada Februari 2021.
Sebanyak 3 bank syariah yang masuk dalam daftar tersebut yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah.
"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti semua kita coba merger-in. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu. Bank Syariah Mandiri, BNI, dan BRI," ujar dia dalam sesi webinar, Kamis (2/7/2020).
Merger bank syariah diyakini akan membuka opsi-opsi pendanaan baru kepada pihak nasabah di Tanah Air.
"Namanya pendanaan macam-macam kan, ada mahal, murah, syariah, kita mesti welcome semuanya itu," cetus dia.
Menurut dia, potensi bank syariah di Indonesia pun besar, lantaran mayoritas penduduknya Muslim.
"Lalu kenapa saya menginginkan merger syariah, karena Indonesia yang penduduk muslim terbesar tidak punya fasilitas itu. Nah, kalau syariah di-merger ia bisa menjadi top bank yang menjadi alternatif pilihan," tutur dia.Â