Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rekaman video pada Sidang Kabinet Paripurna pada Minggu (18/6/2020) lalu sempat melontarkan ancaman akan melakukan perombakan kabinet (reshuffle) kepada menteri yang kinerjanya tidak memuaskan.
"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan, untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa juga reshuffle," kata Jokowi.
Terlepas dari apakah ancaman tersebut akan direalisasikan atau tidak, sejumlah pengamat meminta Jokowi untuk mengangkat sosok profesional di bidangnya yang terlepas dari unsur politis seandainya reshuffle benar-benar dilakukan, khususnya pada posisi menteri ekonomi.
Advertisement
Baca Juga
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, kehadiran kabinet yang profesional dibutuhkan di tengah situasi krisis pandemi saat ini.
"Bukan berasal dari kalangan politik. Kan masih banyak birokrat handal atau akademisi yang punya integritas menduduki pos tim ekonomi. Jangan sampai reshuffle tapi hasilnya sama saja," ungkapnya kepada Liputan6.com, Minggu (5/7/2020).
Menurut dia, reshuffle mungkin saja dibutuhkan lantaran adanya desakan untuk perbaikan realisasi stimulus agar cepat dirasakan oleh para pelaku usaha.
"Ini yang harus dijawab dengan reshuffle kabinet," ujar Bhima.
Namun demikian, ia menolak untuk memberikan nama siapa saja profesional yang laik diangkat menjadi menteri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sosok yang Kompeten
Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyatakan, seharusnya yang ditunjuk jadi menteri merupakan sosok yang punya kompetensi.
"Bukan sekedar balas budi, bukan juga untuk kepentingan menjaga keseimbangan politik. Pak presiden harus membuktikan bahwa dia sudah tidak ada beban," tuturnya.
"Penyusunan kabinet akan menentukan apakah Pak Jokowi akan dicatat sebagai presiden yang sukses atau gagal. Semoga Pak Jokowi menyadari ini," imbuh Piter.
Advertisement
Prabowo hingga Erick Thohir Diprediksi Selamat dari Ancaman Reshuffle Jokowi
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyoroti isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ancaman reshuffle itu keluar langsung dari mulut Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat sidang kabinet paripurna.
Pangi menyebut, setidaknya ada tiga menteri yang diyakini akan selamat dari ancaman reshuffle karena dinilai memiliki kinerja baik. Ketiganya yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Nama-nama itu bisa jadi yang dipercaya Jokowi sebagai menteri dengan kinerja baik," kata Pangi kepada awak media, Sabtu (3/7/2020).
Menurut Pangi, saat ini Jokowi membutuhkan menteri yang bisa membuat gebrakan. Sementara tiga nama tersebut adalah menteri yang berkinerja baik, bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat, dan bukan sekadar populer.
"Ini parameternya kinerjanya benar-benar dirasakan publik," jelas analis politik ini.
Kendati demikian, tidak populer bukan berarti berkinerja tidak baik. Karena ada sebagian menteri yang memilih gaya bekerja senyap.
"Reshuffle perkara mudah bagi Presiden Jokowi. Sebagai kepala pemerintahan di periode terakhir, Jokowi dinilai mesti punya beban untuk membongkar pasang kabinet karena jelas parameternya adalah kinerja," Pangi menandasi.
Simbol Jokowi di Bidang Infrastruktur
Pengamat politik Hendri Satrio juga memiliki pandangan senada. Tiga nama menteri, seperti Prabowo, Basuki, dan Erick adalah menteri yang diyakini akan dipertahankan Presiden Jokowi.
"Kalau menurut saya yang bertahan itu Basuki karena dia simbol penjaga monumen Jokowi di bidang infrastruktur. Terus Erick Thohir juga saya rasa bertahan, gebrakan di BUMN-nya menurut saya disukai Jokowi. Pak Prabowo juga bertahan saya rasa," Hendri menyudahi.Â
Advertisement