Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian RI (Kementan) bekerjasama dengan FAO dan USAID menyelenggarakan berbagai macam kegiatan sosialisasi edukasi soal zoonosis lewat platform digital. Hal ini digelar sekaligus untuk memperingati Hari Zoonosis Sedunia yang jatuh setiap 6 Juli.
Hari Zoonosis Sedunia diperingati untuk memberikan penghargaan kepada ilmuwan Louis Pasteur yang sukses melakukan vaksinasi pertama penyakit rabies di Prancis pada anak yang digigit oleh anjing terinfeksi virus rabies di tanggal 6 Juli 1885.
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun
Kegiatan memperingati Hari Zoonosis Sedunia ini didukung juga oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan dimulai sejak tanggal 1 Juli 2020 hingga 11 Juli 2020.
Advertisement
"Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan berupa penayangan infografis, live instagram, pengiriman whatsapp blast dan webinar, dengan mengangkat tema Melindungi Kesehatan Hewan untuk Menjaga Kesehatan Manusia," ujar Dirjen PKH Kementan, I Ketut Diarmita.
Dijelaskan Ketut, penayangan infografis tentang zoonosis sendiri mulai dilakukan sejak tanggal 1 Juli hingga 10 Juli 2020 melalui media sosial (facebook, instagram, twitter). Pemberian informasi tentang zoonosis ini akan dilakukan bertahap dan berkelanjutan, agar masyarakat lebih memahami akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya dan potensi penularan zoonosis bagi kesehatan hewan, manusia dan lingkungan.
Pada tanggal 6 dan 10 Juli 2020 diadakan kegiatan live instagram, yang akan memberikan pemahaman mengenai sejarah Hari Zoonosis Sedunia, pengertian zoonosis, dan potensi zoonosis yang ada di sekitar manusia, serta mempromosikan kegiatan Webinar nantinya.
"Sedangkan whatsapp blast disebarkan ke grup whatsapp pada tanggal 6 Juli 2020. Informasi yang disampaikan terkait edukasi zoonosis sesuai dengan infografis yang ditayangkan melalui media sosial," paparnya.
Puncak Acara Peringatan Hari Zoonosis Sedunia
Puncak acara kegiatan memperingati Hari Zoonosis Sedunia ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2020 nanti dengan penyelenggaraan webinar melalui zoom yang juga tersambung ke channel youtube. Webinar rencananya akan dilakukan dalam dua sesi.
"Sesi pertama membahas tentang Makanan Sehat Bebas Bahaya Zoonosis, sedangkan pada sesi kedua akan membahas tentang Potensi Zoonosis pada Hewan Peliharaan," tutup Ketut.
Diketahui, webinar ini akan diselenggarakan dalam bentuk bincang santai dengan beberapa narasumber, seperti dosen FKH IPB dan Komisi Ahli Keswan, Kesmavet, dan Karantina Hewan Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Denny Widaya Lukman, MSi.
Ada juga penerima Anugerah Cendekiawan Harian Kompas 2020, Drh. Tri Satya Putri Naipospos, M. Phil, Ph.D, Praktisi hewan kesayangan, Drh Nyoman Sakyarsih, serta Master Chef Top 3 Season 4, Yulia Baltschun. Public figure pemilik hewan kesayangan, Melly Goeslaw juga diagendakan hadir.
Sementara yang bertindak sebagai pembahas, yaitu Direktur Kesehatan Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan serta Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pertemuan virtual ini juga direncanakan akan dibuka oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Dr. drh. I Ketut Diarmita, MP.
Advertisement
Pentingnya Edukasi Zoonosis
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH, Syamsul Ma'arif, mengatakan pengetahuan, sosialisasi dan edukasi tentang zoonosis ini memang sangat penting. Pasalnya, hewan memiliki ikatan dan manfaat untuk manusia, baik dalam interaksi sehari-hari dan penghidupan manusia.
"Yang sering interaksi dengan kita yaitu hewan kesayangan, ternak yang menyediakan pangan, serat wol, penghidupan dan lain sebagainya, tapi kita harus tahu terkadang hewan juga bisa menularkan penyakit pada manusia maupun sebaliknya, yang disebut dengan zoonosis," papar Syamsul.
Sebagai catatan, menurut Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), sekitar 60 persen penyakit infeksius pada manusia merupakan zoonosis dan 75 persen penyakit infeksi baru (Emerging Infectious Diseases) yang berasal dari hewan. Sedangkan, dari lima penyakit baru yang muncul pada manusia setiap tahun, tiga diantaranya berasal dari hewan.
"Karena itu, tindakan pencegahan maupun pengendalian zoonosis pada ternak maupun hewan peliharaan merupakan hal yang sangat penting dalam melindungi kesehatan manusia," imbuh Syamsul.
Menurutnya, kolaborasi dan sinergi lintas sektor sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman zoonosis. Ia menilai perlu dilakukan pendekatan kolaborasi ini yang disebut dengan One Health. One health dilakukan oleh berbagai sektor diantaranya sektor kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan satwa liar.