Sukses

Bangka Belitung Ekspor 45 Ton Lada Putih ke Jepang

Selain itu, sebanyak 12 ton produk lidi nipah senilai Rp 108 juta asal Bangka Belitung (Babel) juga dilepas ekspor ke Nepal.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 12 ton produk lidi nipah senilai Rp 108 juta asal Bangka Belitung (Babel) dilepas ekspor ke Nepal pada Senin 6 Juli 2020. Pada saat bersamaan juga dilepas komoditas unggulan lainnya yakni lada putih sebayak 45 ton senilai Rp 2,5 miliar milik PT MJL ke Jepang.

Kepala Karantina Pertanian Pangkalpinang Saifudin Zuhri mengatakan, ekspor lidi nipah yang merupakan produk samping pohon nipah (Nypa fruticans) merupakan kali pertama atau perdana dengan tujuan Nepal.

Pohonnya sendiri merupakan sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut dekat tepi laut dan dibina oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Babel.

"Kami pastikan lidi nipah telah bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan ekspor," jelas Zuhri dalam keterangan tertulis, Selasa (7/7/2020).

Menurut dia, para petani dan nelayan telah diberi pendampingan untuk memproduksi lidi nipah tujuan ekspor. Hasilnya, ribuan pohon nipah yang tumbuh di sepanjang sungai, pantai dan kawasan rawa kini berhasil masuk pasar ekspor dan menjadi alternatif mata pencaharian baru bagi masyarakat Bangka Belitung.

"Sebelum dilakukan ekspor, pihak Karantina Pertanian Pangkalpinangpun memberikan pendampingan berupa bimbingan teknis bagi pemenuhan persyaratan negara tujuan," sambung Zuhri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kinerja Ekspor

Zuhri juga memaparkan kinerja ekspor produk pertanian diwilayah kerjanya yang termuat pada data real time di sistem perkarantinaan, IQFAST. Tercatat selama Januari sampai Juni 2020, masing-masing ekspor lada sebanyak 1.075 ton, karet 7.922 ton, dan turunan olahan sawit sebanyak 34.700 ton.

Dibanding periode yang sama pada 2019, ekspor tahun ini mengalami sedikit penurunan sampai 12 persen akibat banyaknya pembatasan moda transportasi.

"Ke depan, kita tentunya berharap dapat kembali mengejar ketinggalan, minimal sama dengan tahun lalu," ujar Zuhri optimistis.