Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada Selasa di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus virus corona baru, terutama di Amerika Serikat, akan menghambat pemulihan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen, atau 0,56 persen, menjadi USD 42,86. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 1 sen, atau 0,02 persen, menjadi menetap di USD 40,62 per barel.
"Harga minyak lebih rendah hari ini di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus coronavirus di AS akan membatasi pemulihan permintaan bahan bakar," kata RBC seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (8/7/2020).
Advertisement
16 negara bagian AS melaporkan peningkatan rekor dalam kasus COVID-19 baru dalam lima hari pertama bulan Juli, menurut penghitungan Reuters.
Florida memperkenalkan kembali beberapa batasan pembukaan kembali ekonomi usai meningkatnya kasus. California dan Texas, dua negara bagian AS yang paling padat penduduknya dan secara ekonomi penting, juga melaporkan tingkat infeksi yang tinggi sebagai persentase dari tes diagnostik yang dilakukan selama seminggu terakhir.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Australia juga Naik
Bagian lain dunia, seperti Australia, juga dilanda kebangkitan infeksi baru.
Arab Saudi menaikkan harga jual resmi minyak mentah Agustus pada hari Senin sebagai tanda ia melihat permintaan meningkat. Tetapi beberapa analis mengatakan langkah itu dapat membebani margin yang sudah buruk untuk penyuling.
"Sementara pengurangan rekor produksi dari Saudi dan OPEC + lainnya mendukung gagasan perbedaan yang lebih kuat, ini lagi tidak akan menjadi berita yang disambut baik bagi para penyuling, tidak berbuat banyak untuk membantu margin mereka, yang sudah berada di bawah tekanan signifikan," kata bank ING.
Â
Advertisement
Ketidakpastian
Pasar minyak mentah AS menghadapi beberapa ketidakpastian dari keputusan pengadilan pada hari Senin yang memerintahkan penutupan pipa Dakota Access, arteri terbesar yang mengangkut minyak mentah dari lembah serpih Bakken di North Dakota ke wilayah Midwest dan Gulf Coast, karena masalah lingkungan.
Sumber pasar di Bakken mengatakan penutupan pipa 570.000 barel per hari, sementara pernyataan dampak lingkungan selesai, kemungkinan akan mengalihkan beberapa aliran minyak ke transportasi dengan kereta api.