Sukses

PT Krakatau Steel Butuh Dana Talang Rp 3 Triliun, untuk Apa?

Krakatau Steel menyatakan memerlukan dana talang atau dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar USD 200 juta atau Rp 3 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyatakan memerlukan dana talang atau dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar USD 200 juta atau Rp 3 triliun, yang bertujuan untuk menggerakkan industri hilir melalui relaksasi pembayaran konsumen.  

“Pada triwulan ke II ada penurunan signifikan sampai 60 persen daripada kondisi normal sehingga hal ini tentu menjadi kekhawatiran akan kelangsungan industri hilir dan industri pengguna baja di Indonesia. Kita mempertahankan agar tidak mati,” Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim, dalam Rapat Dengar PEndapat (RDP) dengan DPR, RAbu (8/8/2020).

Lebih lanjut Silmy menjelaskan, salah satu yang kita lakukan adalah dengan memberikan relaksasi kepada industri hilir dan industri pengguna, agar mereka tidak terlalu ketat dalam mengorder bahan baku dari KRAS.

“Kurang lebih kita hitung USD 200 juta atau Rp 3 triliun angka itulah yang kita usulkan waktu itu dalam rapat antara KRAS dan  Kementerian keuangan dan Kementerian BUMN,” katanya.

Kebutuhan restrukturasi hutang ini merupakan bagian dari kelanjutan yang sudah dilakukan, Silmy mengatakan restrukturasi hutang KRAS sendiri sudah selesai, jangan sampai restrukturisasi hutang yang sudah dilakukan, dan pihaknya sudah mewujudkan laba di triwulan I,  karena adanya covid-9 ini terganggu dan akhirnya menyebabkan industri baja di Indonesia itu “collapse”.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Skema Dana Talangan

Sementara mengenai skemanya dana talangan, KRAS mengusulkan Pemerintah melakukan penempatan dana talangan atas nama Pemerintah di giro akun.

“Dengan relaksasi pembayaran ke konsumen maka akan membantu dalam pemulihan industri pengguna, agar mereka bisa berputar, dan order yang mereka butuhkan bisa kita supply,” ujarnya.

Demikian Silmy menegaskan kembali, tujuan penggunaan dana talang itu, diharapkan bisa memberikan relaksasi pembayaran kepada konsumen yang menggerakkan pasar industri hilir, dan industri pengguna sehingga terjadi peningkatan penjualan PT KRAS 6-7 persen, dan relaksasi pembayaran ke konsumen menjadi 180 hari.

“Melalui kinerja positif dan keuangan yang kuat maka PT KRAS dapat terus mendorong industri hilir dan industri pengguna untuk menjalankan bisnis menuju kondisi normal,” pungkasnya.