Sukses

Bursa Saham di Asia Menguat Dibayangi Lonjakan Kasus Corona

Bursa saham di Asia Pasifik sebagian besar menguat dalam perdagangan Kamis pagi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Asia Pasifik sebagian besar menguat dalam perdagangan Kamis pagi dibayangi lonjakan kasus virus corona. Selain itu, investor juga tengah menunggu rilis data inflasi China.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/7/2020), Nikkei 225 di Jepang naik 0,27 persen pada awal perdagangan karena saham konglomerat Softbank Group melonjak lebih dari 4 persen. Sedangkan Indeks Topix tergelincir 0,1 persen.

Di Korea Selatan, Kospi naik 0,71 persen. Sementara S&P/ASX 200 Australia naik 0,79 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan naik 0,27 persen.

Data inflasi China bulan Juni akan dirilis pada hari Kamis, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) untuk bulan itu diperkirakan akan keluar sekitar pukul 9:30 pagi waktu HK/SIN.

Pandemi virus corona juga kemungkinan akan terus membebani sentimen investor karena jumlah kasus di AS melampaui angka 3 juta, menurut Johns Hopkins University.

Ketika kasus dan kematian meningkat, data yang dikumpulkan oleh Apple Maps menunjukkan aktivitas mengemudi melambat di seluruh negeri, yang bisa menjadi tanda peringatan baik pulihnya ekonomi.

Secara global, lebih dari 11,88 juta orang telah terinfeksi sementara setidaknya 545.398 nyawa telah diambil, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Wall Street

Di Amerika Serikat, Wall Street, Dow Jones Industrial Average ditutup naik 177,10 poin atau 0,7 persen pada 26.067,28. S&P 500 naik 0,8 persen dan menutup perdagangan di 3.169,94. Sementara Nasdaq Composite naik 1,2 persen menjadi 10.492,50, mencetak rekor penutupan tertinggi.

Sementara itu, Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan kepada CNBC bahwa pengangguran di Amerika Serikat dapat turun hingga 7 persen tahun ini. Level pengangguran saat ini di AS berada pada level tertinggi pasca Perang Dunia II sebesar 11,1 persen.

Untuk harga minyak, sedikit berubah pada pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent melayang di atas garis datar di USD 43,30 per barel. Minyak mentah berjangka AS tergelincir sedikit ke USD 40,87 per barel.