Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka hari koperasi nasional 12 Juli 2020 kemarin, Menteri Teten Masduki mengatakan kontribusi masyarakat Indonesia terhadap koperasi masih rendah, yakni baru 8,41 persen.
“Saat ini koperasi belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat sebagai lembaga ekonomi dan badan usaha. Ha itu terlihat dari beberapa aspek, rendahnya partisipasi penduduk Indonesia yang menjadi anggota koperasi, dan rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional,” kata Teten dalam webinar Koperasi nasional, Senin (13/7/2020).
Baca Juga
Lebih lanjut kata Teten, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat 16,31 persen penduduk dunia menjadi anggota koperasi. Namun di Indonesia masih sekitar 8,41 persen yang menjadi anggota koperasi.
Advertisement
Sedangkan kontribusi koperasi terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2019 baru 0,97 persen, dan angka tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia sekitar 4,30 persen.
“Kondisi ini disebabkan karena kendala terkait regulasi manajemen dan SDM akses pembiayaan dan pengawasan, yang mungkin konsen kami membangun ekosistem usaha koperasi yang memungkinkan koperasi tumbuh,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lembaga Sosial
Kata Teten, selain koperasi sebagai lembaga ekonomi, koperasi juga memiliki peran sebagai lembaga sosial. Di mana demoratisasi ekonomi dan sebagai lembaga pendidikan yang senantiasa membangun budaya pembelajaran antar anggota melalui praktek bisnis koperasi.
“Peran koperasi tersebut kami rasa mutlak perlu dimiliki, agar koperasi dapat memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya untuk kesejahteraan anggota,” katanya.
Advertisement
Kontribusi
Kendati begitu, Menteri Teten melihat koperasi secara umum telah memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian Indonesia. Dari total 123 ribu unit koperasi mampu mendorong pembentukan 5,54 persen rasio PDB koperasi secara nasional, serta menyerap 0,45 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.
“Dari total jumlah koperasi tersebut sata ini masih di dominasi oleh koperasi simpan pinjam, dan unit simpan pinjam yang mencapai 59,9 persen, serta terkonsentrasi di pulau Jawa mencapai 44,65 persen,” pungkasnya.