Liputan6.com, Jakarta - Penduduk miskin di Indonesia dalam kurun waktu 6 bulan meningkat 9,78 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin sampai Maret 2020 sebesar 26,42 juta. Naik 1,63 juta dibandingkan pada September 2019.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk miskin. Salah satunya akibat penyebaran virus corona asal Wuhan di China.
"Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk sehingga akan mendorong terjadinya peningkatan angka kemiskinan," tutur Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (15/7).
Advertisement
Akibat penyebaran virus corona, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia juga mengalami penurunan. Pada Maret 2020 terjadi penurunan kunjungan wisman sebesar 64,11 persen dibandingkan pada Maret 2019.
Meski pemerintah Indonesia secara resmi baru mengumumkan kasus Covid-19 pada awal bulan Maret 2020, namun industri pariwisata sudah mulai terguncang sejak bulan Februari.
"Sektor pariwisata dan pendukungnya sudah mulai terdampak sejak bulan Februari 2020," ujar Suhariyanto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sektor Informal
Suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk hampir miskin yang bekerja di sektor informal jumlahnya mencapai 12,15 juta orang. Kelompok ini merupakan penduduk yang rentan terhadap kemiskinan dan paling terdampak akibat pandemi Covid-19.
Selain akibat pandemi, peningkatan angka kemiskinan juga disebabkan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan I-2020 yang tumbuh melambat. Pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 sebesar 5,02 persen.
Advertisement
Harga Eceran
Selama periode September 2019 - Maret 2020, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok mengalami kenaikan. Antara lain beras sebesar 1,78 persen, daging ayam ras sebesar 5,53 persen, minyak goreng sebesar 7,06 persen, gula pasir sebesar 13,35 persen dan telur ayam ras sebesar 11,1 persen.
Selanjutnya, rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September 2019 - Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,67 persen. Namun, peningkatan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan garis kemiskinan sebesar 3,2 persen.