Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan capai -4,3 persen. Hal tersebut disampaikan Mantan Gubernur DKI Jakarta saat memberikan arahan pada para gubernur terkait anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di Istana Bogor, Jawa Barat.
"Meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 persen," kata Jokowi dikutip dari Setkab.go.id, Kamis (15/7/2020).
Baca Juga
Sebelumnya diketahui Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengakui bahwa kondisi ekonomi yang diserang pandemi Covid-19 menjadi begitu dramatis. Sebab, setelah pembukaan kembali aktivitas ekonomi di beberapa negara, justru dibarengi dengan peringatan second wave atau gelombang kedua dari pandemi.
Advertisement
"Ini menggambarkan betapa perubahan dari kondisi ekonomi berjalan sangat begitu cepat dan drastis hanya dalam kurun waktu dua kuartal saja," ujar dia dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/7).
"Angka kuartal II sudah indikasikan penurunan ekonomi di semua negara. Kuartal II menunjukkan kemerosotan yang sangat drastis dan perlu kita waspadai, Indonesia bisa di atas (minus) 6 persen. Bahkan diperkirakan hingga -12 pada kuartal II. Negara-negara maju seperti AS, Inggris, Jerman dan Jepang bahkan kontraksinya mendekati 10 persen atau double digit," sambungnya menguraikan.
Untuk itu, Menkeu menjelaskan bahwa perlu terus meningkatkan kewaspadaan untuk menangani Covid-19 ini. Sebab, bagaimanapun situasi ekonomi masih belum bisa dipastikan, mengingat perkembangan virus yang belum sepenuhnya dapat dipelajari.
"Kita harus terus menaikkan kewaspadaan dan kemampuan kita dalam menangani Covid-19 ini. Kita tahu masalah ini terjadi pembatasan sosial dan kegiatan ekonomi sosial masyarakat menyebabkan dampak meluas di bidang sosial ekonomi. Dan berpotensi memberi dampak serius pada sektor keuangan," pungkas dia.
Reporter : Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Presiden Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I 2020 masih relatif baik. Hal ini merujuk data pertumbuhan ekonomi negara lain yang menjadi minus.
Jokowi Minta Pertumbuhan Ekonomi Jangan Sampai Minus
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta berbagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) segera diterapkan agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal II, III, dan IV 2002 tidak merosot lebih dalam, apalagi hingga ke level negatif (minus).
Presiden, dalam rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, mengharapkan dengan berbagai program PEN, kegiatan ekonomi domestik dapat segera pulih dari tekanan pandemi virus corona baru (COVID-19) dan terakselerasi.
“Kita tahu kuartal I 2020, ekonomi kita hanya tumbuh 2,97 persen (year on year/yoy), dan kuartal II dan III dan IV kita harus mampu menahan agar laju pertumbuhan ekonomi tidak merosot lebih dalam lagi, tidak sampai minus, dan bahkan kita harapkan pelan-pelan bisa ‘rebound’,” ujar Jokowi dikutip dari Antara, Rabu (3/6/2020).
Presiden pada Rabu pagi ini, memimpin rapat terbatas Penetapan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Perubahan Postur APBN Tahun 2020 yang diikuti Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia Perry Wardjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Beberapa PEN yang telah dirancang pemerintah antara lain pemberian subsidi bunga untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), penempatan dana pemerintah untuk bank yang terdampak restrukturisasi, pemberian keringanan kredit modal kerja.
Kemudian, penyertaan modal negara untuk BUMN, hingga investasi pemerintah untuk modal kerja.
“Saya harapkan, saya minta, saya ingin pastikan, harus segera operasional di lapangan, harus segera dilaksanakan,” ujar Presiden.
Advertisement
Terbitkan Perppu
Pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) mengenai Kebijakan Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi corona virus disease 2019 ( COVID-19).
Dalam Perpu itu, pemerintah menyiapkan belanja Rp405,1 triliun untuk penanganan COVID-19, termasuk pemulihan dampak ekonomi.
Pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen secara tahunan (yoy).
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan asumsi makro yang sudah disesuaikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 adalah 2,3 persen.