Sukses

Menko Luhut Akui Masih Banyak UMKM Sulit Akses Modal

Pemerintah mengakui hingga kini masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh UMKM dalam menjalankan bisnis.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, hingga kini masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh UMKM dalam menjalankan bisnis. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung dan perekat ekonomi Indonesia.

"Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM. Salah satunya adalah pada akses permodalan. Penyerapan permodalan UMKM masih terhitung rendah. Itu sebabnya Pak Airlangga bekerja keras untuk memastikan permodalan ini bisa jalan sampai ke bawah," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (17/7).

Menko Luhut mengatakan, UMKM memegang peran penting terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada 2019, sektor tersebut telah berkontribusi terhadap lebih 60 persen PDB, dan 14 persen dari total ekspor Indonesia.

"UMKM adalah tulang punggung, saya ulangi tulang punggung dan perekat ekonomi nasional. Kekokohan Indonesia bertumpu kepada UMKM. Oleh karena itu kita hanya mempunyai satu pilihan yang terus menopang dan membantu pertumbuhan UMKM dari Sabang sampai Merauke," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Inovasi

Di tengah pandemi Virus Corona, semua pihak harus bisa melakukan inovasi baru dalam membantu UMKM mengembangkan dan mempertahankan bisnisnya. Hal tersebut agar penyerapan modal yang telah disiapkan oleh pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

"Mari kita menjaga momentum ini untuk semakin maju, semakin banyaknya yang bergabung kepada online ini. Ini adalah bukti bahwa Covid-19 justru memacu Himbara, pelaku ekosistem digital bersama dengan pemerintah untuk melakukan inovasi-inovasi," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Bank Sederhanakan Administrasi

Dalam kesempatan yang sama, Menko Luhut juga meminta perbankan menyederhanakan proses pengajuan pinjaman. Sebab, yang menjadi kendala penyaluran modal selama ini terletak pada proses pengajuan pinjaman.

"Banyak pelaku UMKM tidak mendapat pinjaman modal akibat terganjal proses administrasi yang diterapkan oleh perbankan. Oleh sebab itu, maka kami mengimbau perbankan untuk melonggarkan, khususnya dalam konteks Covid-19 ini, proses-proses administrasi dalam membantu UMKM," jelasnya.

"Dalam menyelesaikan permasalahan ini dibutuhkan inovasi. Inovasi tersebut harus mempunyai unsur efisiensi, perluasan manfaat, dan peningkatan kualitas. Seperti pesan Presiden, kita jangan membuag aturan-aturan yang mengikat diri kita sendiri," tandasnya.