Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang, menyarankan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional, agar target pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dapat tercapai diangka 4,5 -5,5 persen.
"Pelaku usaha berharap agar pemerintah sigap mengantisipasi dampak resesi ekonomi yang akan kita hadapi, pertama bagaimana upaya dan strategi agar pertumbuhan ekonomi kita jangan jatuh (minus) terlalu dalam, syukur-syukur tidak mencapai dua digit," kata Sarman dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/7/2020).
Baca Juga
Kedua, penting untuk menjaga daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga tidak turun secara drastis, yang saat ini dilevel 2,84 persen bisa naik diangka 3,5-4 persen. Sehingga mampu menahan pertumbuhan ekonomi tidak jatuh terlalu dalam.
Advertisement
Ketiga, Pemerintah harus menciptakan program padat karya yang sementara menampung para tenaga kerja yang terkena PHK. Keempat, menyediakan modal kerja untuk UMKM, sehingga potensi dan kekuatan UMKM dapat dijadikan benteng dan kekuatan perekonomian nasional, dalam proses pemulihan perekonomian.
"Kelima berbagai kebijakan dan regulasi pemerintah seperti stimulus, dan relaksasi benar-benar berjalan dilapangan untuk membantu pengusaha dapat bertahan selama pandemi covid-19," katanya.
Keenam, mengevaluasi pemberian bantuan sembako menjadi bantuan tunai, untuk menggerakkan konsumsi rumah tangga. Ketujuh mengerakkan semua potensi Kementerian terkait untuk fokus menangani Covid, dan pemulihan perekonomian.
"Yang terakhir segera membentuk Komite Percepatan Pemulihan Perekonomian Nasional (KP3N) atau sejenisnya untuk membantu pemerintah merumuskan dan menyusun blue print berbagai strategi, program, kebijakan yang dibutuhkan sehingga pemulihan perekonomian nasional dapat lebih cepat, dan target pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dapat tercapai diangka 4,5 -5,5 persen," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Negatif, Pemerintah Tetap Bersyukur
Wabah Covid-19 telah membuat perekonomian di Indonesia dan dunia anjlok. Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2020 ini diprediksi akan terkontraksi cukup dalam hingga -4 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak memungkiri pertumbuhan ekonomi nasional bakal negatif di bawah 0 persen. Namun, ia menyebutkan pencapaian buruk itu masih lebih baik ketimbang negara lain.
"Kami ingin sharing di kuartal II berbagai negara pertumbuhannya negatif akibat pencegahan covid dalam bentuk lockdown. Malaysia -8,4 persen, Thailand -11,1 persen, Filipina -7,6 persen, Singapura -12,6 persen," ungkapnya dalam sesi teleconference, Jumat (17/7/2020).
"Kemudian Brazil -11 persen, india -20 persen. Dan tentunya ini Indonesia sendiri pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun relatif lebih baik dari yang lain, antara -3,8 sampai 4,2 persen. Bahkan ada prediksi mendekati 4,5 persen," sambungnya.
Advertisement
Membaik di Akhir Tahun
Airlangga pun optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa sedikit membaik pada kuartal akhir tahun ini. Keyakinan itu diperkuatnya lantaran Bank Dunia (World Bank) mengatakan hal serupa.
"Indonesia diperkirakan dari studi World Bank growth di kuartal IV masuk ke jalur positif. Dan pemerintah berharap di kuartal III minimal bisa jaga situasi tidak terlalu dalam, bisa recover mendekati -1 atau 0 persen," ujar dia.Â