Liputan6.com, Jakarta - Varietas tanaman tembakau Indonesia merupakan salah satu komoditi unggulan dalam negeri yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan lebih optimal. Pemanfaatan tanaman tembakau selama ini sebatas pada daunnya sebagai bahan baku rokok.
Namun seiring perkembangan teknologi, tanaman tembakau dapat menghasilkan berbagai macam produk turunan melalui proses ekstraksi yang dapat memberi nilai tambah.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hundoro pada webinar seputar pertanian tembakau beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ia mengatakan, hasil panen tembakau selama ini baru sebatas diolah menjadi produk rokok. Padahal, tanaman tembakau dapat diolah dan menghasilkan berbagai macam produk turunan selain rokok.
Menurut Bagus, pemanfaatan tembakau perlu ditingkatkan dengan melakukan diversifikasi untuk menghasilkan berbagai macam produk turunan selain rokok. Diversifikasi produk tembakau ini dapat membantu petani tembakau memberikan nilai tambah bagi hasil panennya secara menyeluruh.
Tanaman tembakau, Bagus mengatakan, bisa diolah menjadi asap cair tembakau yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Selain itu, hasil ekstraksi tembakau juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk farmasi maupun produk kosmetik.
Termasuk di dalamnya adalah ekstraksi tembakau untuk menghasilkan nikotin cair untuk produk tembakau alternatif seperti industri cairan vape atau rokok elektrik yang sedang berkembang belakangan ini.
“Bahan baku untuk ekstraksi tembakau melimpah di Indonesia dan memiliki potensi yang amat besar. Sayangnya, saat ini upaya ekstraksi tembakau masih terbatas di laboratorium belum mencapai skala industri,” ungkap Bagus.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Skala Industri
Memang, untuk sampai ke skala industri, pengembangan ekstraksi tembakau masih membutuhkan perjalan yang panjang. Selain perlunya kajian dan penelitian terkait kandungan dan ekstraksi tembakau, perlu juga kajian dari sisi ekonomi agar investor tertarik untuk membangun industri ekstraksi tembakau di Indonesia.
"Soal industri ini sudah menjadi ranahnya Kementerian Perindustrian,” kata Bagus.
Meski begitu, Bagus menegaskan, Kementerian Pertanian mendorong upaya pengembangan ekstraksi tembakau sebagai diversifikasi produk tembakau.
Saat ini, Kementerian Pertanian memiliki Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan kajian terkait ekstraksi tembakau. Meski membutuhkan jalan panjang untuk sampai ke tahap industri, pengembangan ekstraksi tembakau perlu dilakukan. Sebab, peluang industri ekstraksi tembakau di Indonesia terbuka lebar.
Menurut Bagus, diversifikasi melalui ekstraksi tembakau ini merupakan alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan produk tembakau yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi petani tembakau.
Menanggapi hal ini, Pengamat Ekonomi Pertanian Prima Gandhi menambahkan diversifikasi produk melalui ekstraksi tembakau berpotensi menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“IPB beberapa waktu lalu mengadakan kajian di empat kota penghasil tembakau selama enam bulan. Dalam kajian lapangan tersebut, kami melihat banyak sekali limbah tanaman tembakau yang dibuang begitu saja oleh para petani tembakau,” ungkap Gandhi.
Padahal, lanjut Gandhi, limbah tanaman tembakau tersebut bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk melalui ekstraksi tembakau. Sebab, kandungan nikotin pada tembakau tidak hanya ada pada daun saja, namun juga di bagian lain seperti batang yang selama ini belum dimanfaatkan.
Berdasarkan kajian IPB tersebut, direkomendasikan perlunya adanya pengembangan produk ekstraksi dari limbah tanaman tembakau. Kedepannya, diharapkan potensi pengembangan produk ekstraksi tembakau ini dapat terus digali dan dapat menjadi sumber pemasukan tambahan bagi petani tembakau.
Advertisement