Liputan6.com, Jakarta - Sampai dengan 21 Juli 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja pasar saham masih menunjukkan pelemahan, yakni dengan penurunan sebesar 18,8 persen.
“Market kapitalisasi itu juga sedikit turun, kemudian kalau dilihat dari kondisi net buy atau sell investor asing itu juga menunjukkan masih menunjukkan kondisi yang sedikit negatif (-1,13 WTD),” ujar Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Yunita Linda Sari di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga
“Kalau dibandingkan dengan negara lain di regional, Indonesia itu termasuk yang paling besar nomor dua setelah Filipina penurunan indeksnya,” sambung dia.
Advertisement
Secara Year to Date (YTD), adapun negara regional lainnya yang juga mencatatkan penurunan indeks saham, diantaranya; Filipina - 21,48 persen, Indonesia -18,81 persen, Singapore -18,23 persen, Thailand -12,91 persen, Hongkong -9,06 persen, Australia -7,84 persen, Dow Jones -6,51 persen, dan Jepang -3,27 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sukuk
Sementara untuk kinerja pasar efek bersifat utang dan sukuk, Yunita menyebutkan perkembangannya cukup menggembirakan.
“Ini kondisinya naik dari kondisi terakhir,” kata Yunita
“Dari year to datenya itu naik 5 persen, walaupun month to date-nya dan week to date-nya agak lebih kecil kenaikanya. Tapi kalau dilihat dari yield curve nya sudah mulai agak flat, jadi perkembangannya itu masih menggembirakan,” pungkas dia.
Advertisement