Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Angkasa Pura I (AP I) Faik Fahmi membeberkan, angka penerbangan angkutan udara kelolaan AP I baru mencapai 35 persen hingga Juli 2020. Adapun, kapasitas penumpangnya tercatat baru 17 persen dari kondisi normal.
Hal ini disebabkan oleh level of confidence atau tingkat keyakinan calon penumpang untuk menggunakan jasa angkutan udara masih belum menguat sepenuhnya. Sebagian besar, masyarakat masih wait and see sebelum memutuskan terbang lagi.
"Jadi kami melakukan survei kepada pengguna jasa, kira-kira ada 539 kuesioner disebar. Hasilnya, 84 persen pengguna jasa masih mau terbang, tapi mereka masih memantau situasi, jadi wait and see," jelas Faik Fahmi dalam sebuah webinar, Rabu (22/7/2020).
Advertisement
Hasil survei lainnya ialah, sebanyak 68 persen dari responden memilih untuk menggunakan mobile check in atau web check in sebelum naik pesawat untuk mengurangi kontak fisik dengan pegawai check in manual di bandara seperti biasanya.
Lalu, sebanyak 76 persen responden akan memilih teknologi biometrik untuk e-passport, sidik jari dan pengenalan wajah, sehingga ke depannya, teknologi model ini akan terus dikembangkan dan diperbarui oleh AP I.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Protokol Kesehatan Ketat
Faik Fahmi bilang, angkutan udara memang terlihat mengalami perlambatan dalam pemulihan pergerakannya, padahal sebenarnya protokol kesehatan yang diterapkan sudah sangat ketat, meskipun di awal-awal penerapan kebiasaan baru terdapat beberapa masalah seperti penumpukan penumpang.
Kendati, hal itu telah teratasi dengan baik saat ini. Ke depannya, pihaknya akan lebih aktif melakukan kampanye agar masyarakat tidak takut naik angkutan udara.
"Ke depannya, kita akan campaign, kalau angkutan udara ini lebih aman dari angkutan lain. Protokol di angkutan udara sudah sangat baik dari sisi konsistensi, ketentuan sangat dipatuhi oleh pelaksanan dan penumpang," ujar Faik Fahmi.
Advertisement