Sukses

Ekspor Budidaya Porang, Kementan Fasilitasi Pembiayaan KUR ke Petani di Sidrap

Porang merupakan komoditas unggulan yang berorentasi ekspor.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung penuh petani porang di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan untuk dapat terhubung dengan pembiayaan perbankan. Salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat diakses oleh petani dan usaha pertanian.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, KUR pertanian adalah bentuk keseriusan pemerintah dalam membantu petani.

"Salah satu permasalahan yang sering mengganggu pertanian adalah modal. Petani mau usaha tapi modalnya kurang atau tidak ada. Masalah ini kita atasi dengan KUR yang disalurkan melaui bank mitra kita, yaitu BRI, BNI, dan Mandiri. Tidak sulit mengurus KUR. Justru program ini sangat membantu petani," kata Mentan SYL.

Lewat KUR, Mentan SYL juga mendorong hadirnya petani muda. Bahkan, Mentan mengajak petani milenial yang juga Wakil Ketua I DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Syaharuddin Arif, untuk berusaha tani selain padi, jagung dan kedelai. Mentan mengajak Syaharuddin Arif menanam porang.

Sedangkan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Budidaya Porang dan Pembiayaan KUR Pertanian mengatakan petani porang bisa memanfaatkan KUR.

Sarwo Edhy mengapresiasi kegiatan yang akan meningkatkan perekonomian nasional. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan produksi pangan dalam negeri dan peningkatan komoditas ekspor Indonesia.

"Tentu saja ini sebagai langkah menuju Indonesia yang berkedaulatan pangan dan peningkatan komoditas ekspor," kata Sarwo Edhy, Kamis (23/7).

Sebagaimana diketahui, porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies amorphophallus muelleri. Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke luar negeri seperti Jepang dan China.

"Porang merupakan komoditas unggulan yang berorentasi ekspor. Sehingga, bagaimana petani dapat terfasilitasi pembiayaan melalui KUR untuk budidaya porang," harapnya.

Ia menegaskan jika para petani merupakan ujung tombak pertanian di tingkat desa yang akan menghidupi 270 juta jiwa masyarakat Indonesia. Ia berharap Kabupaten Sidrap dapat menjadi percontohan budidaya tanaman porang yang sedang booming di Indonesia.

"Satu hektar bisa ditanami 40 ribu pohon. Kalau satu pohon menghasilkan rata-rata dua kilogram, akan menghasilkan 80 ribu ton per hektar. Jika dikalikan ali Rp8 ribu maka satu hektar akan menghasilkan Rp640 juta," paparnya. Tak hanya porangnya saja, kataknya atau bibit porang dengan luasan satu hektar yang ada di pohon porang dapat menghasilkan Rp750 juta.

"Jadi tanaman ini bisa menghasilkan Rp1,3 miliar dari porang dan katanya dari luasan lahan sat lu hektar. Biaya budidayanya Rp50 juta melalui KUR dengan bunga 6 persen," ujarnya.

Akses pembiayaan KUR untuk petani sendiri tak memiliki syarat sulit. Di antaranya adalah memiliki KTP, mmiliki lahan disertai bukti dan tergabung dalam kelompok tani.

"Bantuan KUR hingga Rp50 juta tanpa agunan. Kalau ada bank yang mempersulit laporkan kepada kami. Melalui program ini, pemerintah hadir di tengah-tengah bapak ibu sekalian. Jangan takut dan khawatir, kami ada di belakang bapak dan ibu. Pemerintah ingin petani sejahtera, bisa menyekolahkan anaknya lebih tinggi. Ingin petani bisa membeli mobil dan kaya raya. Pemerintah tidak mengharapkan sesuatu kecuali petani makmur untuk memenuhi pangan Indonesia," kata Sarwo Edhy di hadapan ratusan petani yang hadir.

Ia melanjutkan, permintaan terhadap porang dari luar negeri seperti China dan Jepang cukup tinggi. Jumlahnya mencapai ratusan ton setiap minggunya. Porang biasanya digunakan sebagai bahan kosmetik dan bahan baku lainnya. "Kami imbau kepada petani kepala desa, tokoh dan pejabat untuk mendorong budidaya tanaman yang menjanjikan ini," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Dirjen PSP mengucapkan terima kasih kepada Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Syaharuddin Alrif selaku Pembina Kelompok Tani Semangat Milenial yang menginisiasi terselenggaranya kegiatan ini di Kabupaten Sidrap.

Ia berharap melalui sosialisasi ini terjalin kerja sama antara pemerintah daerah, perbankan dan petani dalam peningkatan produksi porang dengan fasilitasi KUR, sehingga dapat meningkatkan ekspor dan bermanfaat bagi masyarakat pertanian dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan.

Sebelum acara dimulai, Sarwo Edhy melakukan penanaman bibit porang di atas lahan seluas satu hektar yang digarap Kodim 1420/Sidrap di Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap. Setelahnya, Sarwo Edhy beserta rombongan melakukan panen raya porang di Perkebunan Biotani Plus di desa yang sama di atas lahan seluas 1 hektar 40 are.

Pembina Kelompok Tani Semangat Milenial, Syaharuddin Alrif menjelaskan, 5 juta dari 9 juta penduduk di Sulawesi Selatan berprofesi sebagai petani. Sementara di Kabupaten Sidrap sendiri terdapat 1.800 ribu petani dari jumlah penduduk sebesar 240 ribu jiwa.

"Target kami menanam masing-mading 10 ribu hektar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Enrekang, Wajo dan Sidrap. Untuk pemasaran kami sudah bekerjasama dengan salah satu pabrik di China," tuturnya.

 

(*)