Liputan6.com, Jakarta Harga emas melonjak lebih dari 1 persen mendekati level USD 1.900 per ounce. Kenaikan didorong pelonggaran dolar dan harapan lebih banyak stimulus untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terkena virus.
Di sisi lain, kenaikan klaim pengangguran AS menimbulkan kekhawatiran pemulihan ekonomi menjadi lebih lambat.
Baca Juga
Melansir laman Financial Post, Jumat (24/7/2020), harga emas di pasar spot menguat 0,8 persen menjadi USD 1.886,09 per ounce, usai mencapai posisi tertinggi sejak September 2011 di USD 1.897,91 per ounce.
Advertisement
Adapun harga emas berjangka AS ditutup naik 1,3 persen menjadi USD 1.890. “Lingkungan makro terus berkembang dengan baik untuk emas dengan indeks dolar melemah ke posisi terendah dua tahun dan hasil nyata negatif turun lebih lanjut,” kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Adapun Dolar tercatat melemah 0,3 persen, setelah mencapai posisi rendah hampir dua tahun sebelumnya. Ini membuat harga emas lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.
“Harapan akan stimulus dan peningkatan lebih lanjut ketegangan geopolitik terus meningkatkan permintaan safe-haven, ” Cooper menambahkan.
Saksikan video di bawah ini:
Harga Logam Lainnya
Harga emas yang tidak menghasilkan telah melonjak 24 persen pada tahun ini, didukung oleh suku bunga yang lebih rendah dan langkah-langkah stimulus meluas dari bank sentral utama.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguransecara tak terduga naik minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat berbulan-bulan, menunjukkan pasar tenaga kerja macet di tengah kebangkitan infeksi baru.
"Ini (data klaim pengangguran) memberi tahu Anda setidaknya di sini Amerika, kita masih memiliki jalan panjang sebelum kita pulih, " kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.
Di sisi lain, harga perak 2,2 persen lebih rendah menjadi USD 22,52 per ons, telah mencapai level tertinggi hampir tujuh tahun di awal sesi.
Harga palladium turun 0,2 persen menjadi USD 2.142,79 per ons, dan platinum turun 1,1 persen menjadi USD 911,53.
Ketatnya pasar di paruh kedua tahun 2020, didukung oleh langkah-langkah stimulus moneter dan fiskal, harus mendukung harga paladium selama 12 bulan ke depan, menurut catatan UBS. Kondisi itu menambahkan harapan harga logam tersebut bisa mencapai USD 2.500 / oz pada pertengahan 2021.
Advertisement