Sukses

Minim Komplain, Dirut Garuda Sebut Bisnis Kargo Menyenangkan

Jumlah penumpang Garuda Indonesia anjlok sampai 90 persen pada Mei 2020. Hal ini karena berbagai pembatasan yang dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona langsung berdampak ke industri penerbangan. Langkah pemerintah Indonesia dan beberapa negara lain menjalankan kebijakan pembatasan membuat industri tersebu terkapar. Tak terkecuali dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan, jumlah penumpang Garuda Indonesia anjlok sampai 90 persen pada Mei 2020. Bisnis penerbangan pun berinovasi dengan memaksimalkan pengiriman kargo. Selama pandemi, bisnis kargo menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu.

"Pengiriman logistik kita malah makin baik dan lebih baik karena selama ini bisnis penerbangan fokus pada orang," kata Irfan dalam diskusi Ngopi Pagi bertajuk 'Yuk Terbang Lagi Bersama Garuda' di Rakyat Merdeka TV, Jakarta, Jumat, (24/7/2020).

Selama ini kata Irfan, bisnis penerbangan hanya fokus pada penumpang orang. Hampir 95 persen manajemen di Garuda Indonesia mengurus penerbangan orang, sementara urusan barang hanya segelintir orang.

Padahal bisnis kargo ini kata Irfan lebih menyenangkan. Sebab, selama penerbangan barang minim komplain dan tidak menyulitkan.

"Ketika pandemi, bisnis barang ini menyenangkan. Kalau di dalam pesawat juga agak jarang- jarang komplain," gurau Irfan.

Selain itu, Garuda Indonesia telah mendapatkan izin membawa barang di kabin pesawat. Barang boleh diletakkan di kursi penumpang dengan beban maksimal 70 kilogram.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bawa Alat Medis ke China

Dia menceritakan, Garuda Indonesia sempat bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk terbang membawa barang ke China. Barang yang dibawa berupa alat kesehatan untuk digunakan di Indonesia.

Saat ini, ada lebih 10 penerbangan tiap harinya dari Garuda yang hanya berisi kargo. Maskapai plat merah ini juga akan bekerja sama dengan pengusaha di Indonesia Timur untuk mengirimkan barang dengan menyewa pesawat Garuda.

"Ada lebih dari penerbangan setiap hari khusus untuk kargo," kata Irfan.

Beberapa waktu lalu juga pesawat Garuda disewa eksportir ikan dari Indonesia Timur untuk dikirimkan ke China. Sebelum masa pandemi pengiriman barang dari Indonesia Timur selalu transit di Jakarta karena mengikuti jalur penumpang orang.

Selain itu, ada juga yang menyewa pesawat dari Ambon untuk mengirimkan barang langsung ke Guangzhou di China. Ketika kembali ke Indonesia membawa alat elektronik untuk tujuan Jakarta. Kemudian pesawat kembali ke Ambon membawa general kargo seperti pakaian.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com